Beragam Spesies Ditemukan di Area Reklamasi, Antam Sukses Jaga Kelestarian Lingkungan

Selasa, 29 Agustus 2023 | 20:57 WIB
Beragam Spesies Ditemukan di Area Reklamasi, Antam Sukses Jaga Kelestarian Lingkungan
Antam sukses melestarikan keanekaragaman hayati dan lingkungan di 2 area konservasi. (Dok: Antam)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Melalui Unit Bisnis Pertambangan Nikel (UBPN) Kolaka, PT Aneka Tambang (Antam) sukses melestarikan keanekaragaman hayati dan lingkungan di 2 area konservasi, yaitu di dalam wilayah UBPN Kolaka berupa area reklamasi TLE-TLF dan area konservasi Karamba Hakatutobu.

Di area reklamasi, salah satunya di bukit TLE-TLF yang direklamasi sejak 2015, saat ini ditemukan beragam spesies fauna, yaitu 28 jenis burung, satu jenis reptil dan 2 jenis mamalia di wilayah ini.

“Salah satu spesies yang paling eksotik  yaitu, Kangkareng Sulawesi, atau Sulawesi Hornbill (Rhabdotorhinus exarhatus). Burung ini tidak hanya dilindungi oleh pemerintah Indonesia, tetapi juga oleh Peraturan Perdagangan Hewan Dunia, Convention on International Trade in Endangered Species (CITES) karena statusnya sebagai spesies rentan punah menurut International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN),” ujar Sekretaris Perusahaan Antam, Syarif Faisal Alkadrie.

Selain itu, keberhasilan operasi tambang nikel Kolaka juga tampak dalam penemuan mamalia endemic, seperti Monyet Digo atau Monyet Macaca khas Sulawesi.

Baca Juga: Peduli Masyarakat dan Lingkungan, Ini Sejumlah Upaya Grup MIND ID Menjaga Program Berkelanjutan

Berdasarkan kajian monitoring keanekaragaman hayati yang dilakukan setiap tahun, penemuan jenis satwa endemik dan dilindungi di area Bukit TLE-TLF ini meningkat dari tahun ke tahun.

Hal ini merupakan salah satu bentuk keberhasilan upaya perlindungan dan pelestarian keanekaragaman hayati yang dilakukan oleh Antam UBPN Kolaka.

Selain itu, di wilayah UBPN Kolaka juga ditemukan Monyet Macaca khas Sulawesi (Macaca Ochreata). Jenis ini menjadi daya tarik di area operasi karena ada dua jenis, yakni yang berbulu putih dan hitam, yang hidup berkelompok dan merupakan omnivora. 

Monyet tua ini hidup mencari makan pada siang hari dan menghabiskan waktu di pepohonan. Panjang tubuhnya mencapi 50-59 cm dan tidak memiliki ekor. Monyet ini dapat ditemukan hampir di semua area terutama di area hutan virgin dan reklamasi.

”Keberhasilan operasi konservasi juga terbukti dari penemuan burung eksotis dan spesies endemik di Sulawesi, termasuk burung karnivora, yaitu Elang Ular Sulawesi (Spilornis rufipectus). Elang ini merupakan spesies endemik di Sulawesi dengan panjang tubuh mencapai 40-50 cm,” tambah Syarif Faisal.

Baca Juga: Begini Cara Tingkatkan Kesadaran Masyarakat Olah Sampah: Bisa Ditukar Pulsa Hingga Token

Area konservasi lainnya adalah Karamba Hakatutobu, yang terletak di Desa Hakatutobu, Kecamatan Pomalaai. Lokasi ini merupakan area konservasi biota laut dengan luas 100 m x 100 m yang dikembangkan oleh Aantam bersama masyarakat sekitar dengan menggunakan karang mati dan batu gunung.

UBPN Kolaka berperan dalam mengedukasi dan mempromosikan kesadaran akan keanekaragaman hayati kepada masyarakat dan pemuda desa. Upaya transplantasi karang di Karamba telah dilakukan sejak 2016.

Transplantasi karang dan upaya pengedukasian telah menghasilkan lebih dari 1.000 bibit karang dan lebih dari 45 spesies ikan karang di tahun 2022 dengan nilai indeks KEHATI sebesar 2,17 pada area Karamba.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI