Suara.com - Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (APROBI) mengharapkan pemanfaatan sawit sebagai sumber energi baru terbarukan dapat terus dijalankan di dalam negeri. Saat ini, pemerintah telah berhasil mengimplementasikan program B35 atau campuran biodiesel 35% dengan bahan bakar solar.
“Program mandatori biodiesel juga berkontribusi dalam pengurangan emisi karbon. Selain itu, Biodiesel bagian energi baru terbarukan untuk mendukung ketahanan energi negara,” kata Paulus Tjakrawan, Ketua Umum APROBI ditulis Selasa (29/8/2023).
Berdasarkan data APROBI, penggunaan biodiesel dapat menekan emisi karbon sebesar 27,8 juta ton CO2eq pada 2022. Kontribusi biodiesel untuk menekan emisi karbon terus meningkat setiap tahunnya.
Pada 2020, biodiesel berkontribusi mengurangi emisi karbon 22,48 juta ton CO2 ekuivalen. Kontribusi ini terus meningkat pada 2021 yang mencapai emisi 25,43 Juta ton CO2 ekuivalen.
Baca Juga: Toyota Gandeng Pemprov Bali untuk Kurangi Kemacetan Dan Emisi Karbon di Ubud
Paulus menuturkan pengembangan biodiesel di Indonesia sudah berjalan semenjak 17 tahun lalu yang ditujukan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian dan lingkungan.
Saat ini, Indonesia menjadi negara pertama yang mengimplementasikan mandatori Biodiesel campuran 35% atau B35.
“Ada tiga tujuan yang ingin dicapai di awal pengembangan biodiesel yaitu ketahanan energi, penciptaan lapangan kerja, dan lingkungan,” ujar Paulus.
Pada 2023, penggunaan biodiesel melalui mandatori B35 sebesar 13,15 juta kiloliter atau setara pemakaian solar sekitar 80 juta barel. Selain itu, program ini juga melibatkan 1,6 juta petani dalam program ini.
Akhmad Indradi, Wasekjen Bidang Penelitian dan Pengembangan Apkasindo, menyatakan bahwa peranan kelapa sawit sebagai bahan baku biodiesel sangatlah penting terutama sebagai komoditas yang sangat strategis dan berperan sangat besar dalam perekonomian. Walaupun demikian, manfaat sawit ini belum banyak diketahui generasi milenial.
Baca Juga: Kurangi Emisi Karbon, PTBA Operasikan Hybrid Dump Truck hingga Bus Listrik
"Kegiatan Aprobi yang melakukan kampanye positif kelapa sawit kepada pramuka menjadi kesempatan bagus untuk menyampaikan manfaat sawit juga biodiesel,” jelas Akhmad.
APROBI menggelar Sosialisasi Biodiesel dan Sawit yang berlangsung dari 15-19 Agustus 2023. Beragam kegiatan dilakukan seperti pembekalan materi mengenai bahan bakar nabati bioiesel dan pengetahuan tentang sawit, diskusi, demo pembuatan biodiesel, dan kuis.
"Sosialisasi biodiesel dan sawit ini diikuti oleh 3.112 pramuka selama empat hari kegiatan berlangsung. Promosi biodiesel dan sawit kepada Pramuka sangat penting dilakukan untuk mendistribusikan informasi positif dan mencegah meluasnya isu negatif di masyarakat," urai Paulus Tjakrawan.
Paulus Tjakrawan menjelaskan bahwa penyebaran informasi positif sawit sangat efektif dilakukan di Raimuna Nasional karena mengajak peserta untuk berpikir komprehensif dan konstruktif berkaitan kontribusi sawit maupun biodiesel bagi Indonesia.
"Pramuka yang juga bagian generasi milenial perlu mendapatkan informasi yang benar tentang kelapa sawit. Sosialisasi ini mendapatkan dukungan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit yang memiliki program promosi sawit," jelasnya.
Sosialisasi biodiesel dan sawit ini merupakan inisiatif APROBI yang didukung Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Rangkaian kegiatan sosialisasi ini melibatkan asosiasi kelapa sawit lainnya seperti GAPKI, APKASINDO, APOLIN, dan MAKSI yang menjadi narasumber pendamping untuk memberikan penjelasan secara detail atas pertanyaan-pertanyaan peserta yang cukup kritis dalam setiap sesinya.
Sebagai informasi Raimuna Nasional XII dihadiri Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang berusia antara 16-25 tahun dari seluruh Indonesia dengan total peserta sebanyak 13.549 Pramuka.
Humaira Azka Salsabila, Peserta Raimuna Nasional dari Kwarda DKI Jakarta mengakui Kegiatan APROBI di Raimuna Nasional XII pada tahun ini sangat inspiratif untuk mendorong pengembangan dan penerapan biofuel di Indonesia.
Dari berbagai diskusi dan presentasi, terlihat betapa kolaborasi antara produsen biofuel menjadi kunci dalam mencapai tujuan berkelanjutan.
"Saya berharap adanya kolaborasi yang erat untuk meningkatkan penelitian, inovasi, dan kesadaran terhadap keunggulan biofuel dalam mengurangi dampak negatif lingkungan dan ketergantungan pada bahan bakar fosil," pungkas Humaira.