Emiten MDKA Sowan ke Kantor Suara.com, Cerita 'Lumbung Uang' Tambang Emas Tujuh Bukit

Selasa, 29 Agustus 2023 | 18:30 WIB
Emiten MDKA Sowan ke Kantor Suara.com, Cerita 'Lumbung Uang' Tambang Emas Tujuh Bukit
Redaksi Suara.com menerima kunjungan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) pada Selasa (29/8/2023
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Redaksi Suara.com menerima kunjungan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) pada Selasa (29/8/2023). Dalam kunjungannya emiten tambang milik Grup Saratoga tersebut menyampaikan banyak hal terkait  bisnis perseroan saat ini.

Salah satunya soal 'lumbung uang' MDKA dari Tambang Emas Tujuh Bukit, Banyuwangi, Jawa Timur, yang dikelola oleh PT Bumi Suksesindo (BSI).

Tambang Emas Tujuh Bukit merupakan tambang terbuka di Banyuwangi yang menggali bijih mineral dan mengektraksi kandungan emas dan perak, dengan metode pelindian yang efisien.

GM Corporate Communication MDKA Tom Malik mengatakan tambang ini merupakan areal tambang yang mungkin satu-satunya di Indonesia yang siapa saja pihak boleh berkunjung.

Baca Juga: Tambang Emas Ilegal di Kapuas Hulu Telan Korban, 3 Orang Jadi Tersangka

Redaksi Suara.com menerima kunjungan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) pada Selasa (29/8/2023
Redaksi Suara.com menerima kunjungan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) pada Selasa (29/8/2023

"Bukan kita sombong atau pun apa-apa. Tapi boleh dikatakan BSI ini mungkin tambang paling terbuka oleh siapapun, karena semua orang boleh masuk mulai dari pemerintah, masyarakat biasa, dan media semua bisa melihat aktivitas kami," buka pria berkacamata ini.

Tambang Emas Tujuh Bukit sendiri mendapatkan Izin Usaha Pertambangan Operasi dan Produksi sejak 2012 atas lahan seluas 4.998 hektare di area hutan produksi.

Lokasi tambang sendiri berada di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi. Saat ini hanya 992 hektare dari 4.998 hektare yang digunakan BSI untuk operasi tambang.

Dibangun pada 2014, Tambang Emas Tujuh Bukit mulai menambang bijih pertamanya pada 2016 dan menghasilkan emas pertamanya pada 2017, dan terus menjadi salah satu tambang emas primer terbesar di Indonesia.

Pada 2016, Tambang Emas Tujuh Bukit ditetapkan sebagai Objek Vital Nasional atas kualitas sumber daya mineralnya yang diakui oleh negara sebagai aset strategis.

Baca Juga: 4 Penambang Emas Ilegal di Pidie Aceh Ditangkap, Sita Satu Alat Berat

Tom bilang kehadiran operasional tambang ini telah memberikan multiplier effect yang luar biasa bagi masyarakat sekitar. Pasalnya kata dia sekitar 70 persen kegiatan tambang melibatkan tenaga kerja lokal.

Selain itu kehadiran tambang emas dan tembaga ini juga menjadi lumbung pendapatan daerah yang cukup besar bagi daerah Banyuwangi sebesar Rp700 miliar lewat pajak, belum yang lain-lainnya.

Diakui Tom memang kehadiran areal tambang di sebuah daerah tak pernah lepas dari isu lingkungan. Tambang Emas Tujuh Bukit pun tak lepas dari isu satu ini. Namun Tom sekali lagi mengatakan bahwa setiap operasional tambang yang dimiliki oleh MDKA selalu mengedepankan aktivitas penambangan dan eksplorasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

"Salah satunya lewat edukasi tadi. Bagaimana effort edukasi kita ke publik karena ada aktivitas kami. Dan yang paling penting ada hasil yang sama-sama bisa kita nikmati dengan adanya kehadiran areal tambang ini," katanya.

Tom pun mengatakan Indonesia tidak akan menjadi negara maju, jika tidak memanfaatkan betul kekayaan sumber daya alam yang dimilikinya. Dirinya mencontohkan bahwa banyak negara maju yang awalnya hanya memanfaatkan kekayaan sumber daya alamnya untuk kemajuan bangsa.

"Negara maju karena tambang, dan membangun segala infrastrukturnya dari tambang. Indonesia pasti jadi negara maju jika memanfaatkan tambang," katanya.

Perseroan sendiri menargetkan peningkatan produksi emas dari tambang Tujuh Bukit pada tahun ini di kisaran 120 ribu hingga 140 ribu ounce dengan all in sustaining cost ( AISC ) sebesar USD1.131 per ounce.

Sebelumnya, salah satu sumber utama produksi emas grup MDKA tersebut memproduksi 125.133 ounce dengan AISC sebesar USD1.131 per ounce pada 2022.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI