Suara.com - Aplikasi Containder yang dikembangkan Papua Youth Creative Hub (PYCH) asuhan Badan Intelijen Negara (BIN) mulai digunakan di Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua.
Aplikasi inovatif ini diharapkan bisa mengatasi permasalahan sampah di wilayah tersebut.
Peresmian penggunaan aplikasi ini dilakukan Plt. Sekretaris Daerah Kabupaten Biak Numfor, Zacharias L Mailoa, dalam acara grand launching di Resto New 99 Biak.
Turut hadir secara online Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno.
Baca Juga: Bersih Bajo Ajak Masyarkat Bangun Ekosistem Pengelolaan Sampah Terintegrasi di Labuan Bajo
Dalam acara peresmian ini juga hadir Archipelagic and Island States (AIS) Forum, Bank Sampah Amanah Recycle Biak, Rumah Komunitas Byak, serta ratusan tamu undangan dari berbagai komunitas dan masyarakat.
Sandi, sapaan Sandiaga ikut memberikan apresiasi kepada tim PYCH dan CEO Containder, Indra Rando Makalew, atas upaya mereka dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Sandi menegaskan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga telah memberikan apresiasi dan dukungan kepada aplikasi Containder agar digunakan sebagai langkah positif dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan.
"Containder sudah dua kali presentasi di depan Presiden, di mana saya ketemu Containder di Papua. Pesan saya untuk Indra Rando dan teman-teman Containder jangan pernah lelah berbuat baik untuk negeri tercinta Indonesia yang lebih hijau dan berkelanjutan," kata Sandi ditulis Selasa (29/8/2023).
Sementara Zacharias mengungkapkan bahwa Kab. Biak Numfor telah menciptakan sejarah sebagai daerah pertama yang mengadopsi digitalisasi pengelolaan sampah melalui penggunaan aplikasi revolusioner bernama Containder.
Baca Juga: Masalah Sampah Belum Terkendali, Pemkot Jogja Perpanjang Jam Buka 14 Depo
Dia berharap daerah lain bisa mengikuti langkah Kab. Biak Numfor dalam upaya mengatasi masalah pengelolaan sampah secara modern dan inovatif.
Biak Numfor telah berhasil mengintegrasikan teknologi canggih ke dalam praktik pengelolaan sampah yang ada.
"Berkat kolaborasi dan tekad kuat kami untuk menjaga lingkungan, Kabupaten Biak Numfor telah berhasil mencapai tonggak sejarah ini," kata Zacharias.
CEO aplikasi Containder, Indra Rando Makalew menjelaskan dengan aplikasi ini pemerintah daerah dan masyarakat bisa mengelola sistem persampahan melalui konten dalam aplikasi seperti seperti kontrol armada hingga kontrol TPS.
Menurutnya, aplikasi ini bisa menaikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui retribusi sampah. Terlebih, Indra membawa program pengumpulan sampah plastik 150 ton dalam waktu 6 bulan.
"Antusias masyarakat luar biasa. Kami memberikan insentif setiap kilogram sampah plastik, tujuannya meningkatkan awareness masyarakat khusus sampah plastik. Ini sangat menarik karena tadinya sampah dibeli dari bank sampah Rp. 2000 per kilogram, dengan aplikasi Containder, kami tambah Rp. 1000 per kilogram, jadi Rp. 3000 per kilogram. Ini langsung diterima oleh masyarakat, dan dampaknya adalah lingkungan bebas plastik," Papar Indra.
Menurut Indra, sampah itu bukan hanya masalah di Biak Numfor, tetapi masalah internasional. Oleh karenanya, ia mengatakan masalah sampah menjadi tanggungjawab bersama, termsuk sektor swasta.
Aplikasi Containder juga mendapat perhatian dari Archipelagic and Island States (AIS) Forum, yang memberikan pendanaan sebesar 20,000 USD sebagai salah satu pemenang AIS Business Acceleration 2023.
"Dengan aplikasi Containder, kami berharap ini dapat menjadi sebuah solusi inovatif demi meningkatkan kesadaran dan memotivasi masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, demi masa depan laut kita yang bersih dan berkelanjutan," kata Wednes Suci Pradafitri, Head of Operations Sekretariat AIS Forum, yang hadir langsung dalam Grand Launching.
AIS Forum berharal implementasi aplikasi ini dapat diadopsi oleh negara-negara AIS lainnya, seiring dengan visi AIS Forum dalam mengatasi berbagai permasalahan seputar lingkungan, termasuk penanganan sampah plastik di laut.