Suara.com - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mendukung penuh Proyek Strategis Nasional (PSN) pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan yang dicanangkan pemerintah.
Dukungan terhadap pembangunan IKN dibuktikan melalui pengerjaan berbagai proyek senilai total Rp 4,3 triliun yang terdiri dari pembangunan jalan hingga pembangunan gedung dan infrastruktur sumber daya air.
Dalam pengerjaan pembangunan IKN, Waskita Karya berkomitmen untuk mengutamakan aspek-aspek tata kelola yang baik, terutama dalam hal transparansi, lean construction serta efisiensi dan efektivitas.
Proyek pembangunan ini diharapkan dapat selesai tepat waktu sehingga dapat mendukung pelaksanaan upacara peringatan HUT RI ke-79 di IKN pada 17 Agustus 2024 seperti yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo.
Baca Juga: Penyebab PKPU Waskita Karya Ditolak Majelis Hakim PN Jakarta Pusat
“Waskita Karya sebagai salah satu BUMN yang bergerak di bidang infrastruktur berkomitmen untuk mendukung penuh pembangunan Ibu Kota Nusantara di Kalimantan. Saat ini, Waskita Karya memiliki porsi 60% lebih dalam pengerjaan proyek IKN. Dalam penggarapan proyek pembangunan IKN, Waskita Karya juga telah turut memberdayakan pekerja lokal sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap masyarakat setempat,” kata Direktur Utama Waskita Karya Mursyid ditulis Senin (28/8/2023).
Waskita Karya saat ini tengah mengerjakan proyek pembangunan jalan, antara lain Proyek Jalan Tol IKN Ruas 5A di mana di dalamnya termasuk pembangunan Jembatan Dirgahayu yang akan menjadi ikon (progress 33,67%), dan Proyek Jalan Lingkar Sepaku Segmen 4 (progress 48,13%).
Selain itu, Waskita Karya memenangkan tender pembangunan proyek Jalan Feeder Distrik Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN dan melakukan penandatanganan kontrak kerja pada awal Juli 2023.
Selain itu, terdapat beberapa proyek pembangunan fasilitas Gedung pendukung operasional Ibu Kota baru, antara lain Proyek Gedung Sekretariat Presiden dan Fasilitas Gedung Penunjang, Proyek Gedung dan Kawasan Kementerian Koordinator (Kemenko) Paket 3, Proyek Gedung dan Kawasan Kemenko Paket 4.
Sebagai pendukung infrastruktur sumber daya air, Waskita Karya turut membangunan Instalasi Pengolahan Air Limpah (IPAL) 1, 2, 3 di IKN.
Baca Juga: Lolos Jerat Pailit, Bos Waskita Karya Buka Suara
“Waskita Karya juga fokus meningkatkan kapabilitas sumber daya manusia dalam mengerjakan pembangunan IKN. Perseroan secara aktif mengembangkan teknologi digitalisasi sesuai program transformasi yang sedang dijalankan,” tambah Mursyid.
Secara total, Waskita Karya saat ini tengah mengerjakan 93 proyek senilai total Rp51,6 triliun.
Waskita Karya saat ini sedang menyelesaikan proses restrukturisasi hutang kepada kreditur perbankan dan obligasi. Sebagai bagian dari proses restrukturisasi tersebut, Perseroan mengusulkan untuk menunda pembayaran kewajiban kepada kreditur perbankan dan obligasi atau standstill.
Penundaan pembayaran kewajiban ini diperlukan untuk menjaga likuiditas Perseroan, mengingat kas yang dapat secara leluasa digunakan oleh Perseroan sangat terbatas.
Meskipun per 30 Juni 2023, Waskita Karya entitas induk masih memiliki kas sebesar Rp 4,6 triliun, untuk dapat menggunakan sebagian besar dari kas tersebut, Perseroan memerlukan persetujuan dari kreditur.
Saat ini Perseroan berfokus untuk mendapatkan persetujuan dari seluruh kreditur perbankan dan obligasi atas usulan restrukturisasi Perseroan untuk dapat menyelesaikan proses restrukturisasi tersebut.
Perseroan telah menyampaikan rencana restrukturisasi terakhir kepada seluruh kreditur sejak awal Agustus. Penyelesaian proses restrukturisasi sangat penting agar Perseroan dapat kembali beroperasi secara optimal dan mulai menyelesaikan kewajiban-kewajiban kepada seluruh kreditur baik perbankan, obligasi, maupun vendor.
Usulan restrukturisasi Waskita Karya telah disusun dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan Perseroan dalam jangka panjang. Usulan restrukturisasi juga disusun dengan mengedepankan prinsip equal treatment kepada seluruh kreditur mengingat persetujuan atas restrukturisasi diperlukan dari seluruh kreditur baik perbankan dan obligasi.
Sebagai bagian dari usulan restrukturisasi, Waskita juga meminta persetujuan seluruh kreditur untuk dapat menggunakan seluruh kas yang dimiliki Waskita untuk mendukung rencana penyehatan Waskita termasuk di antaranya untuk mulai menyelesaikan hutang-hutang kepada vendor, pembelian kembali sebagian kecil hutang obligasi untuk penerapan equal treatment antara kreditur perbankan dan pemegang obligasi, dan pemenuhan kebutuhan modal kerja agar Waskita dapat kembali beroperasi secara optimal.
“Perseroan saat ini berencana untuk meminta persetujuan seluruh kreditur baik perbankan dan pemegang obligasi pada pertengahan September 2023. Penyelesaian restrukturisasi utang Waskita penting agar Perseroan dapat kembali beroperasi secara optimal sehingga Perseroan mampu menyelesaikan kewajiban hutang Perseroan dalam jangka panjang baik kepada kreditur perbankan, pemegang obligasi, maupun kepada vendor. Pemerintah juga terus mendukung upaya penyehatan Perseroan melalui dukungan APBN untuk penyelesaian dan penyehatan ruas-ruas tol yang menjadi fokus perhatian Waskita” kata Mursyid.
Waskita Karya selalu berkomitmen dalam meningkatkan penerapan tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) & manajemen risiko, sehingga dapat menjalankan bisnis secara profesional dan berintegritas.
Salah satu perbaikan tata kelola yang dilakukan adalah dengan menjalankan mekanisme sentralisasi pembayaran keuangan secara terpusat yang sudah berjalan sejak Q2-2023.
Sebagai bagian dari usulan restrukturisasi, Waskita Karya juga telah mengusulkan mekanisme pengawasan pelaksanaan rencana restrukturisasi melalui penunjukkan monitoring accountant/konsultan pengawas keuangan independen yang akan mengawasi dan melaporkan secara berkala pelaksanaan rencana restrukturisasi Waskita kepada seluruh kreditur perbankan dan obligasi.
Sehingga, tata kelola Perusahaan dapat lebih ditingkatkan pasca penyelesaian restrukturisasi.
Melalui pembangunan IKN, Waskita Karya akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja demi mendukung pembangunan Indonesia Sentris menuju Indonesia Maju 2045.