'Malas Baca' Bikin Masyarakat Indonesia Mudah Terjebak Pinjol Ilegal

M Nurhadi Suara.Com
Minggu, 27 Agustus 2023 | 12:22 WIB
'Malas Baca' Bikin Masyarakat Indonesia Mudah Terjebak Pinjol Ilegal
Sejumlah tersangka dihadirkan saat rilis kasus pengungkapan jaringan sindikat pinjaman online ilegal di Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat (15/10/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat sekaligus dosen senior Universitas Multimedia Nusantara, Albertus Prestianta mengatakan kesulitan dalam literasi keuangan dan literasi digital adalah penyebab utama seseorang terperangkap dalam pinjaman online (pinjol) ilegal. 

Menurutnya, banyak masyarakat di Indonesia yang terjebak dalam pinjol ilegal karena mereka kurang paham mengenai literasi keuangan dan literasi digital. Ini membuat mereka menjadi target pinjol ilegal, terutama ketika mereka menghadapi tekanan kebutuhan sehari-hari.

Albertus juga mengungkapkan bahwa selama periode Januari hingga 29 Mei 2023, terdapat 3.903 laporan terkait praktik pinjol ilegal di Indonesia. Nilai peredaran uang dari pinjol secara keseluruhan mencapai Rp51,46 triliun dalam periode yang sama.

Ia juga menyoroti bahwa pinjol ilegal seringkali melakukan praktik-praktik yang melanggar aturan, seperti mengancam nasabah yang telat membayar cicilan utang. Bahkan, ada kasus orang yang bunuh diri karena tidak tahan dengan tekanan dari penagih utang pinjol ilegal.

Baca Juga: Menkominfo Janji Akan Sikat Pinjol Ilegal Setelah Judi Online Diberantas

Untuk menghindari terjebak dalam pinjol ilegal, perencanaan keuangan yang sehat sangat diperlukan. Menurut Deny Yudiantoro, seorang dosen di bidang Bisnis dan Pemasaran, seseorang yang memiliki gaya hidup hemat dan perencanaan keuangan yang teratur akan lebih aman dari risiko pinjol, terutama yang ilegal. Gaya hidup hemat dan perencanaan keuangan yang baik dapat membantu seseorang menghindari berutang.

Deny, sebagaimana dikutip dari Antara, juga memberikan beberapa tips untuk membuat perencanaan keuangan yang sehat, termasuk membuat rencana anggaran, memisahkan pendapatan pribadi dari pendapatan untuk usaha, membuat buku catatan keuangan, selalu menyisihkan dana untuk kebutuhan darurat, dan mengatur anggaran sesuai prioritas.

Selain itu, dia menyarankan agar generasi Z mulai belajar literasi keuangan sejak dini dan memilih produk tabungan atau investasi yang tepat. Gaya hidup yang berlebihan, seperti "window shopping," sebaiknya juga dikurangi karena dapat merangsang keinginan untuk berbelanja barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan.

Ilustrasi pinjaman online (Freepik/freepik)
Ilustrasi pinjaman online (Freepik/freepik)

Terakhir, berinvestasi sejak dini juga dianggap penting karena tidak dapat diprediksi bagaimana kondisi masa depan akan berkembang, dan ada faktor inflasi dan peningkatan nilai kekayaan.

Annisa Aprianti, Sekretaris Relawan TIK Kabupaten Karawang, juga mengemukakan bahwa terjebak dalam pinjol seringkali bermula dari gaya hidup yang berlebihan, terutama rasa ingin tahu atau takut ketinggalan sesuatu (FOMO). Era digital dengan informasi yang berlimpah dapat membuat orang khawatir untuk ketinggalan informasi atau gaya hidup.

Baca Juga: Literasi Masyarakat Punya Peran Penting dalam Menghadapi Kejahatan Digital

Lokakarya literasi digital ini merupakan bagian dari program Indonesia Makin Cakap Digital yang digagas oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI