Pada pemilu 2005, TRT kembali memenangkan mayoritas mutlak di parlemen dan Thaksin melanjutkan masa jabatannya sebagai PM.
Namun, ia menghadapi gelombang protes dari kelompok oposisi yang menuduhnya korupsi, nepotisme, dan pengkhianatan. Salah satu kasus yang menimbulkan kemarahan publik adalah penjualan saham Shin Corporation kepada perusahaan Singapura Temasek Holdings senilai USD 1,9 miliar pada 2006. Thaksin dituduh menghindari pajak dan menjual aset nasional.
Pengasingan diri Thaksin Shinawatra selama 17 tahun
Mengutip dari laman Thailand's Richest, diketahui bahwa pada 2008 lalu, Mahkamah Agung Thailand memvonis Thaksin bersalah atas kasus penyalahgunaan kekuasaan dalam pembelian lahan di Bangkok pada 2003. Ia dijatuhi hukuman dua tahun penjara.
Namun, Thaksin menolak vonis tersebut dan mengklaim bahwa ia menjadi korban persekusi politik. Ia memilih untuk tetap hidup di pengasingan di berbagai negara, seperti Inggris, Dubai, Hong Kong, dan Singapura.
Selama di pengasingan, Thaksin tetap berpengaruh dalam politik Thailand melalui partai-partai yang berafiliasi dengannya, seperti Partai Rakyat Kekuatan Baru (PPKB) dan Partai Pheu Thai (PPT).
Pada 22 Agustus 2023, Thaksin secara mengejutkan kembali ke Thailand setelah mendapat amnesti dari Raja Maha Vajiralongkorn.
Kontributor : Hillary Sekar Pawestri