Potensi Ekonomi Jika Indonesia Gabung BRICS, Makin Dikucilkan Uni Eropa?

M Nurhadi Suara.Com
Selasa, 22 Agustus 2023 | 16:04 WIB
Potensi Ekonomi Jika Indonesia Gabung BRICS, Makin Dikucilkan Uni Eropa?
Ilustrasi: Bendera anggota BRICS. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi bertolak ke Johanesburg, Afrika Selatan untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi BRICS awal pekan ini. Sinyal Indonesia bakal bergabung dengan aliansi dagang beranggotakan Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan itu menguat kendati presiden belum mengumumkan secara resmi.

Untung rugi Indonesia jika bergabung dengan BRICS pun perlu dipertimbangkan. Pasalnya, Rusia juga bergabung dalam aliansi yang sama, yang artinya bakal ada kemungkinan Indonesia makin dikucilkan negara Uni Eropa

Kendari demikian, Indonesia tetap bisa menuai keuntungan positif ketika bergabung dengan aliansi dagang tersebut. Indonesia bisa memperlihatkan komitmen diplomasi kepada negara di Asia dan Afrika. Catatan sejarah menunjukkan bahwa Indonesia pernah mencetuskan konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955. 

Di samping itu, Indonesia akan dipandang sebagai negara yang tidak memihak kepada negara manapun karena juga menjalin diplomasi yang baik dengan negara Afrika. Mayoritas negara di benua hitam tersebut masuk dalam kategori negara berkembang, begitu pula dengan negara-negara anggota BRICS lainnya. 

Baca Juga: Momen Blunder Fatal Pemain Kamboja Lawan Thailand yang Untungkan Timnas Indonesia U-23

Meskipun belum dipastikan apakah Indonesia jadi bergabung dengan BRICS, berikut sepuluh fakta yang perlu diketahui soal konferensi tersebut. 

1. Tujuan Kunjungan: Presiden Jokowi berangkat menuju Afrika untuk menghadiri KTT BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) yang akan diselenggarakan di Johannesburg, Afrika Selatan, pada tanggal 22-24 Agustus 2023.

2. Undangan untuk Indonesia: Indonesia diundang untuk menghadiri KTT BRICS dan menjadi salah satu negara peserta.

3. Pertemuan Bilateral: Selain acara utama, Presiden Jokowi dijadwalkan untuk melakukan pertemuan bilateral dengan kepala negara lain di sela-sela acara KTT BRICS.

4. Pertimbangan Bergabung dengan BRICS: Meskipun menghadiri KTT BRICS, Presiden Jokowi belum menyatakan apakah Indonesia akan bergabung dengan BRICS atau tidak.

Baca Juga: Emiten Resto Gokana (ENAK) Tarik Utang Rp375 Miliar dari BCA

5. Isu Penambahan Anggota: BRICS saat ini sedang mengatasi isu penambahan anggota, dengan sejumlah negara yang tertarik untuk bergabung, termasuk Bangladesh, Ethiopia, Belarusia, dan Aljazair.

6. Pendekatan Diplomasi: Presiden Jokowi dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi enggan memberikan jawaban pasti mengenai kemungkinan Indonesia bergabung dengan BRICS, menunjukkan pendekatan hati-hati dalam proses tersebut.

7. Tujuan BRICS: BRICS didirikan pada tahun 2009 dengan tujuan mengembangkan kerja sama komprehensif antara negara-negara anggotanya dan sering dianggap sebagai alternatif ekonomi G-7.

8. KTT dan Kerja Sama Ekonomi: KTT BRICS adalah forum penting untuk diskusi dan kerja sama ekonomi antara negara-negara anggotanya.

9. Ekspansi Anggota: Penambahan anggota baru menjadi salah satu topik utama dalam KTT BRICS, dengan banyak negara yang tertarik untuk menjadi anggota.

10. Pentingnya Kerja Sama Internasional: Kehadiran Presiden Jokowi di KTT BRICS menunjukkan pentingnya kerja sama internasional dan hubungan bilateral antara Indonesia dan negara-negara anggota BRICS.

Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI