Suara.com - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) telah menyatakan tekadnya untuk memperluas bisnisnya secara global, dengan beberapa negara menjadi target utamanya.
Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, dalam sebuah pernyataan resmi di Jakarta, mengungkapkan bahwa ekspansi internasional ini adalah bagian dari ambisinya untuk menjadikan Pertamina Geothermal Energy sebagai perusahaan energi hijau kelas dunia. PGE saat ini telah menetapkan beberapa negara sebagai sasaran ekspansinya, termasuk negara-negara di Afrika, Eropa, dan Asia.
Dikutip dari Antara, ia menegaskan, ekspansi ke luar negeri ini akan melengkapi rencana pengembangan bisnis PGE yang saat ini masih berfokus pada optimalisasi potensi panas bumi di dalam negeri. Dia juga menegaskan komitmen PGE untuk mencapai kapasitas sebesar 1 gigawatt dalam dua tahun mendatang.
Sebagai langkah awal, PGE akan menjajaki peluang bisnis di Kenya, yang terletak di Afrika Timur. Keputusan ini didasarkan pada pertumbuhan ekonomi yang stabil di negara tersebut, yang memberikan peluang positif bagi PGE dalam melakukan ekspansi bisnis global.
Kenya telah menasbihkan diri sebagai pemimpin di Afrika dalam pengembangan panas bumi dengan kapasitas terpasang sebesar 865 megawatt (MW) dan menempati peringkat ketujuh secara global.
Pada tahun 2030, Kenya bahkan berambisi memiliki kapasitas terpasang sebesar 5.530 MW dan berencana menjadikan panas bumi sebagai sumber energi bersih utama pada tahun tersebut. Selain Kenya, PGE juga mengincar peluang bisnis di Turki dan Jerman, di mana panas bumi memiliki potensi yang signifikan untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional.
Dengan peluang dan potensi yang ada di pasar global, PGE berharap dapat memberikan kontribusi positif bagi devisa negara. Langkah ini dianggap sebagai awal dari perjalanan PGE menuju panggung global sebagai bagian dari upaya perusahaan dalam bidang panas bumi yang merupakan bagian dari Subholding Power & New Renewable Energy (PNRE) PT Pertamina (Persero).
PGE saat ini mengelola 13 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) dan satu Wilayah Kerja Penugasan dengan kapasitas terpasang sebesar 1.877 MW, di mana 672 MW dioperasikan dan dikelola secara langsung oleh PGE dan 1.205 MW dikelola melalui skema kontrak operasi bersama.
Kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE berkontribusi sekitar 80 persen dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi pengurangan emisi CO2 sekitar 9,7 juta ton CO2 per tahun.
Baca Juga: Beban Keuangan PGEO Naik, Begini Kata Analis