Suara.com - Perusahaan antariksa dari AS, Astra (NASDAQ: ASTR) memutuskan untuk PHK massal karyawan mereka, dengan jumlah mencapai 25 persen dari total karyawan.
Selain itu, Astra juga melakukan restrukturisasi bisnis untuk lebih berfokus pada pengembangan mesin pesawat antariksa. PHK terkait mencakup pengurangan sekitar 70% karyawan, dan sekitar 50 karyawan telah dialihkan dari program pengembangan roket ke unit produk antariksa. Keputusan ini diumumkan oleh Astra pada tanggal 4 Agustus 2023 lalu.
Chairman dan CEO Astra, Chris Kemp dalam keterangan resminya mengatakana, langkah ini bertujuan untuk memastikan perusahaan memiliki sumber daya yang memadai dan stabilitas finansial untuk menjalankan peluang bisnis jangka pendek.
PHK diperkirakan menghemat pengeluaran usaha US$4 juta per triwulan, yang diharapkan mulai berlaku pada triwulan keempat. Astra juga mencatat bahwa mereka telah menerima 278 pesanan untuk mesin pesawat ruang angkasa dalam empat bulan terakhir, dengan nilai kontrak sekitar US$77 juta.
Baca Juga: PHK Massal Bukalapak Diperkirakan Berdampak Pada Ratusan Karyawan
Melansir Bloomberg, Astra berencana untuk memenuhi sebagian besar pesanan tersebut pada akhir tahun 2024. Selain itu, mereka telah mengumpulkan US$10,8 juta melalui penjualan utang kepada High Trail Capital.
Meskipun Astra berfokus pada peluncuran pertama Rocket 4 pada akhir tahun ini, perusahaan menekankan bahwa fokus pada bisnis mesin pesawat ruang angkasa akan mempengaruhi jadwal peluncuran uji coba di masa mendatang.
Misi Astra untuk meluncurkan misi komersial berbayar pada tahun 2024 dan seterusnya akan bergantung pada waktu dan keberhasilan peluncuran uji coba, yang pada gilirannya akan dipengaruhi oleh alokasi sumber daya perusahaan untuk pengembangan sistem peluncuran di kuartal mendatang.