Jokowi: Saya Disebut Bodoh dan Plango-plongo

Rabu, 16 Agustus 2023 | 11:27 WIB
Jokowi: Saya Disebut Bodoh dan Plango-plongo
Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam pidatonya pada Sidang Tahunan MPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8/2023). (Tangkap layar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedikit curhat soal posisinya yang selama 9 tahun terakhir memimpin Republik Indonesia. 

Dia bilang diera keterbukaan informasi saat ini dan banyak masyarakat yang menggunakan media sosial dirinya kerap disebut sebagai orang yang bodoh dan planga-plongo.

Akan tetapi, Jokowi mengaku tidak masalah diejek-ejek seperti itu.

Hal tersebut Jokowi sampaikan dalam sambutannya di Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD 2023 di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8/2023).

Baca Juga: Gerah Dikasih Kode 'Pak Lurah', Jokowi: Saya Adalah Presiden Republik Indonesia

"Posisi Presiden itu, tidak senyaman yang dipersepsikan. Ada tanggung jawab besar yang harus diemban. Banyak permasalahan rakyat yang harus diselesaikan dan dengan adanya media sosial seperti sekarang ini. Apapun, apapun bisa sampai ke Presiden," kata Jokowi. 

"Mulai dari masalah rakyat di pinggiran sampai kemarahan, ejekan, bahkan makian dan fitnahan. Bisa dengan mudah disampaikan.

Saya tahu ada yang mengatakan Saya ini bodoh, plonga-plongo, tidak tahu apa-apa, Fir’aun, tolol. Ya nda apa, sebagai pribadi saya menerima saja," tambahnya. 

Tapi yang membuat sedih Presiden dengan adanya ejekan tersebut budaya santun budi pekerti luhur bangsa ini kelihatannya mulai hilang.

"Kebebasan dan demokrasi digunakan untuk melampiaskan kedengkian dan fitnah. Polusi di wilayah budaya ini sangat melukai keluhuran budi pekerti bangsa Indonesia," katanya.

Baca Juga: Hashim Djojohadikusumo Adik Prabowo Subianto Dilaporkan ke Polisi Karena Catut Nama Jokowi

Dia mengatakan memang tidak semua seperti itu. Tapi melihat mayoritas masyarakat juga sangat kecewa dengan polusi budaya tersebut. 

"Cacian dan makian yang ada justru membangunkan nurani bangsa untuk bersatu menjaga moralitas ruang publik. Bersatu menjaga mentalitas masyarakat sehingga kita bisa tetap melangkah maju, menjalankan transformasi bangsa," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI