Suara.com - Kualitas udara sangat buruk di kawasan Jabodetabek terus disorot masyarakat dalam satu minggu terakhir. Isu ini juga menjadi topik hangat dalam berbagai diskusi di media sosial, terutama terkait penyebab utama dari penurunan kualitas udara tersebut.
Ucapan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar pada tahun 2021 yang lalu lantas menjadi viral lagi di platform media sosial.
Pasalnya, melalui akun resmi Twitter-nya, politisi dari Partai NasDem ini secara terbuka mendukung tindakan deforestasi untuk mendukung proyek-proyek pembangunan.
"Proyek-proyek besar pada era pemerintahan Presiden Jokowi harus berlanjut tanpa terhambat oleh pertimbangan emisi karbon atau deforestasi," tulis Menteri Siti dalam cuitannya di Twitter pada November 2021.
Ungkapan ini kemudian menuai kecaman dari ribuan warganet, mengingat Siti Nurbaya seharusnya memiliki pandangan pro-lingkungan.
![Kondisi mangkraknya lahan singkong di Kalimantan Tengah untuk program lumbung cadangan pangan nasional atau food estate. [Twitter/@gus_raharjo]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/07/29/60223-lahan-food-estate-mangkrak.jpg)
Media-media internasional juga turut memberitakan tentang cuitan Menteri Siti Nurbaya Bakar. BBC mencatat bahwa pernyataan Siti Nurbaya bertentangan dengan komitmen yang diungkapkan oleh Presiden Jokowi dalam Konferensi Perubahan Iklim ke-26 (COP26).
"Walaupun Presiden Joko Widodo telah menandatangani kesepakatan terkait pelestarian hutan, pernyataan Menteri Siti menggarisbawahi bahwa pembangunan tetap menjadi prioritas utama Indonesia," demikian laporan dari BBC pada Kamis, 5 November 2021.
Media Australia, The Canberra Times, juga mengulas mengenai ketidakjelasan langkah-langkah Indonesia dalam hal deforestasi, mengingat pernyataan Menteri Siti yang datang tak lama setelah Presiden Jokowi berjanji di COP26.
"Menteri Lingkungan Hidup Indonesia menolak rencana global untuk mencapai zero deforestasi pada tahun 2030 sebagai tindakan yang 'tidak sesuai dan tidak adil', hanya beberapa hari setelah negaranya bergabung dengan lebih dari 100 negara dalam komitmen zero deforestasi," begitu laporan dari The Canberra Times.
Baca Juga: Heru Budi Sebut Kebijakan WFH Bukan untuk Atasi Polusi Jakarta, Tapi Urai Kemacetan
Setelah mendapatkan kritik yang luas, Menteri Siti Nurbaya lantas mengklarifikasi bahwa Presiden Jokowi mendukung pembangunan dan perlindungan lingkungan harus berjalan sejalan.