Pendidik Kewirausahaan dari Universitas Prasetya Mulya, Eko Suhartanto mengatakan bahwa setiap pemangku kepetingan memiliki peran penting dalam mencapai tujuan yang sama dalam mewujudkan bisnis yang inklusif ini.
"Ultimate goal atau capaian utama dalam bisnis inklusif adalah kesejahteraan atau social welfare, bukan profit atau parameter ekonomi lainnya," kata dia.
Berdasarkan laporan the International Finance Corporation (IFC), Pasar Base of The Pyramid (BoP) terbesar berada di Asia, dengan jumlah total mencapai 2,86 miliar orang. Pasar BoP ini mewakili lebih dari 80% populasi Asia dan hampir setengah dari daya belinya.
Bisnis inklusif adalah model bisnis transformatif yang menghubungkan perusahaan dan populasi BoP dengan cara yang unik. Model ini mengintegrasikan masyarakat miskin dalam kegiatan rantai pasokan perusahaan sebagai pelanggan, pemasok, penyalur dan/atau mitra bisnis.
"Pendekatan bisnis inklusif tersebut memberikan keuntungan tidak hanya bagi negara yang mendapatkan dorongan pertumbuhan ekonomi, namun juga bagi masyarakat miskin dan kelompok marginal dalam Base of they Pyramid (BoP) yang taraf hidupnya dapat menjadi lebih baik dan pada akhirnya keluar dari kemiskinan," imbuh Tatat, Program Manager Oxfam di Indonesia.
Acara Side Event Inclusive Business Summit 2023 yang diinisiasi oleh International NGO Forum on Indonesian Development (INFID), Perkumpulan Prakarsa, Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP), Asosiasi Pendamping Usaha Kecil Perempuan (ASPPUK), dan Oxfam di Indonesia tersebut bertujuan untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan best practices serta kolaborasi multi-pihak dalam mendorong implementasi bisnis inklusif.
"Kami sangat mendukung kegiatan yang akan dilaksanakan pada tanggal 21-22 Agustus 2023, karena peran Organisasi Masyarakat Sipil sangat penting dalam mendorong agenda bisnis inklusif di ASEAN dan Indonesia. Kolaborasi antara sektor swasta, pemerintah, dan masyarakat sipil adalah kunci untuk menciptakan dampak positif yang lebih besar dan lebih berkelanjutan," pungkas Destry Anna Sari, Asisten Deputi Konsultasi Bisnis dan Pendampingan Kementerian Koperasi dan UKM.