Menko Airlangga Tinjau Potensi Budi Daya Rumput Laut di Desa Nelayan Lembongan Bali dan Dorong Kemajuan Ekonomi Daerah

Minggu, 13 Agustus 2023 | 11:07 WIB
Menko Airlangga Tinjau Potensi Budi Daya Rumput Laut di Desa Nelayan Lembongan Bali dan Dorong Kemajuan Ekonomi Daerah
Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, meninjau lokasi budi daya rumput laut, Bali, Sabtu (12/8/2023). (Dok: Golkar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, meninjau lokasi budi daya rumput laut di Desa Lembongan, Nusa Lembongan, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali, Sabtu (12/8/2023).

Ia bertemu dengan  Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) dan Pembudi Daya Rumput Laut Nusa Lembongan, Wayan Ujiana.

Perekonomian di Bali sangat bergantung pada sektor pariwisata. Namun sejak pandemi Covid-19, Bali mengalami tekanan ekonomi yang signifikan.

Banyak warga kehilangan pekerjaan, sehingga mendorong masyarakat Nusa Lembongan kembali menekuni usaha budi daya rumput laut yang telah turun-temurun dilakukan sejak 1984.

Baca Juga: DPD Golkar Jatim Usulkan Hal Ini ke DPP Demi Meraih Suara Maksimal pada Pemilu 2024

Minat masyarakat akan budi daya rumput laut semakin tinggi, mengingat perkembangan industri rumput laut di dalam negeri tidak bisa lepas dari dukungan ketersediaan pasokan bahan baku yang berasal dari hasil produksi kegiatan budi daya rumput laut.

Pada kunjungan tersebut, Airlangga didampingi Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis, Musdhalifah Machmud, Juru Bicara Kemenko Perekonomian, Haryo Limanseto, Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Peternakan dan Perikanan Pujo Setio.

Menko Airlangga juga menyempatkan diri turun langsung ke lahan budi daya rumput laut untuk mempraktikkan cara budi daya rumput laut.

Nusa Lembongan memiliki potensi lahan budi daya rumput laut seluas 157 hektare. Lahan tersebut baru dimanfaatkan sekitar 40%, dengan produksi 160 ton kering per bulannya.

Lokasi budi daya rumput laut di Nusa Lembongan sudah dicanangkan sebagai program kampung perikanan budi daya rumput laut oleh pemerintah.

Baca Juga: Airlangga Disebut Sudah Temui Prabowo Kasih Sinyal Dukungan, Bamsoet: Saya Belum Dengar Tuh

Awalnya, jumlah pembudi daya rumput laut mencapai 500 orang yang tergabung dalam 18 kelompok. Namun seiring dengan bangkitnya kembali sektor pariwisata pasca pandemi, masyarakat Nusa Lembongan, khususnya para pemuda, banyak yang kembali menekuni profesi di dunia pariwisata, sehingga saat ini ada sekitar 300 pembudi daya.

Saat pandemi, harga rumput laut mengalami peningkatan sehingga berdampak secara signifikan terhadap perekonomian masyarakat di Nusa Lembongan. Harga rumput laut saat itu mencapai Rp49.000 per kg, tiga kali lipat dari harga rata-rata saat ini.

Meski demikian, masyarakat Nusa Lembongan bertekad tidak akan meninggalkan kembali budi daya rumput laut karena telah terbukti dapat menjadi andalan usaha di saat sektor pariwisata mengalami penurunan seperti saat pandemi Covid-19.

Wayan Ujiana juga menyampaikan, saat ini para petani sedang membutuhkan ketersediaan bibit baru.

"Untuk kebutuhan bibit, selanjutnya akan ditangani dan segera dikoordinasikan," ungkap Menko Airlangga.

Hasil produksi rumput laut Nusa Lembongan umumnya dikirim ke Surabaya untuk diekspor dan untuk memasok kebutuhan bahan baku industri pengolah rumput laut di dalam negeri.

Pengembangan industri rumput laut nasional yang berdaya saing dan berkelanjutan akan dapat menjadi penghela tumbuhnya ekonomi masyarakat pesisir, wilayah perbatasan, dan daerah tertinggal. Industri rumput laut tersebut akan membuka lapangan kerja, meningkatkan perekonomian daerah, dan meningkatkan kontribusi pada perekonomian nasional.

Pembudi daya rumput laut tentunya berharap adanya perhatian lebih dari pemerintah terkait dengan stabilisasi harga, antisipasi tehadap gangguan hama penyakit, pemenuhan bibit berkualitas, dan pembinaan, serta pendampingan, baik dari Pemerintah pusat maupun daerah. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI