Kala Jokowi Klaim Proyek IKN Jadi yang Terbesar Dunia, Bagus di Brosur tapi Sepi Investor

Kamis, 10 Agustus 2023 | 11:44 WIB
Kala Jokowi Klaim Proyek IKN Jadi yang Terbesar Dunia, Bagus di Brosur tapi Sepi Investor
Presiden Joko Widodo membuka Sidang ASEAN Inter Parliamentary Assembly (AIPA) ke-44 yang digelar di Hotel Fairmont Senayan, Jakarta Pusat pada Senin (7/8/2023).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Bambang sendiri sudah memberikan data terkait IKN bagi mereka para investor yang telah menyampaikan LOI-nya untuk melakukan possibility Studies atau perencanaan bisnis.

Bambang mengatakan, sebagian besar investor ini berasal dari Singapura, Korea Selatan, negara-negara Uni Eropa, Amerika Serikat, Jepang, dan China.

Masih minimnya ketertarikan investor untuk masuk ke IKN juga jadi sorotoan sejumlah media asing. Salah satunya media asal Amerika Serikat (AS) Bloomberg.

Dalam laporannya bertajuk "Ambitious Plans to Build Indonesia a Brand New Capital City Are Falling Apart" pada akhir tahun lalu itu menyoroti masa depan nasib proyek IKN setelah Jokowi lengser pada 2024 mendatang.

Apalagi setelah 3 tahun proyek ini diumumkan belum ada satu pun investor yang tertarik untuk ikut serta.

Tak hanya itu, Bloomberg juga menyindir bagaimana brosur IKN Nusantara tampak menarik, tetapi pembiayaannya masih tidak jelas.

"Apa yang tidak mereka tunjukkan dengan jelas adalah di mana Indonesia akan menemukan US$ 34 miliar untuk membangun ibu kota baru dari awal," tulis Bloomberg dalam laporannya.

Hal lainnya yang disorot Bloomberg adalah periode Presiden Jokowi yang hanya tinggal 18 bulan saja. Setelah tiga tahun proyek IKN diumumkan, tak ada satu pun investor yang sepenuhnya berkomitmen untuk membiayai proyek ini.

Pada 2 Desember 2022, Presiden Jokowi berkata ada permintaan tinggi investasi di IKN, namun Bloomberg mencatat bahwa belum jelas apakah ada kontrak mengikat yang telah ditandatangani.

Baca Juga: Canggih, Jalan Tol di IKN Bisa Sebagai Runway Pesawat

Sejumlah perusahaan dari China, Korea Selatan, Malaysia, dan Uni Emirat Arab baru menandatangani letter of intent.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI