Suara.com - PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) tak percaya bahwa menumpuknya roti kadaluarsa sepanjang enam bulan pertama tahun 2023 ini telah membuat perolehan laba produsen merek 'Sari Roti" ini turun drastis.
Mengutip laporan keuangan ROTI pada situs Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (4/8/2023) perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp118,75 miliar pada semester I 2023, atau turun 13,8 persen dibanding periode sama tahun 2022 yang terbilang Rp137,29 miliar.
Kondisi ini membuat laba per saham dasar turun ke level Rp20,82 per lembar, sedangkan di akhir Juni 2022 berada di level Rp23,78 per helai.
Padahal jika dilihat secara rinci, penjualan bersih Sari Roti cukup baik dimana tumbuh 1,7 persen secara tahunan menjadi Rp1,823 triliun pada akhir Juni 2023.
Penjualan bersih tersebut terdiri dari penjualan roti tawar meningkat 4,6 persen menjadi Rp1,262 triliun. Penjualan roti manis meningkat 13,3 persen menjadi Rp745,55 miliar. Dan juga dengan penjualan kue yang naik 31,7 persen menjadi Rp166,9 miliar.
Menariknya, beban pokok penjualan dapat ditekan sedalam 0,68 persen menjadi Rp865,46 miliar. Alhasil, laba kotor terkerek 4,1 persen menjadi Rp958,26 miliar.
Sayangnya, beban usaha membengkak 10,3 persen menjadi Rp822,45 miliar. Salah satu pos pemicunya, persediaan kadaluarsa atau cacat melonjak 65,9 persen menjadi Rp156,11 miliar. Dampaknya, laba usaha terpapas 14,5 persen menjadi Rp175,39 miliar.