Polemik Salah Desain Longspan LRT Jabodebek, Stafsus Erick Thohir: Konsekuensinya Kereta Jalan Lambat

Achmad Fauzi Suara.Com
Jum'at, 04 Agustus 2023 | 08:58 WIB
Polemik Salah Desain Longspan LRT Jabodebek, Stafsus Erick Thohir: Konsekuensinya Kereta Jalan Lambat
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga/Achmad Fauzi
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga buka suara terkait polemik jalur lengkung bentang panjang atau Longspan LRT Jabodebek yang dinilai salah desain. Menurut dia, memang ada konsekuensi dalam pembangunan transportasi dengan teknologi yang tinggi.

Meski demikian, dipilihnya kontruksi longspan diklaim Arya merupakan pilihan yang tepat. Sebab, dia menilai Longspan yang panjang tanpa tiang tambahan akan memuat LRT jauh lebih efisien.

"Memang ada konsekuensi, efisiensi ini mau nggak mau harus lambat. Dari sisi ekonomi, ini pun lebih ekonomis dibandingkan harus bangun tiang. Ataupun memperbesar ruang bagi LRT. Dan itu dari sisi waktu tidaklah begitu banyak, karena toh tidak terlalu panjang Longspan tersebut. Jadi dari sisi waktu tidak merugikan. Dan jika membangun tiang-tiang di tengah, maka akan jauh lebih mahal," ujar Arya dalam keterangannya yang dikutip, Jumat (4/8/2023).

Di sisi lain, Arya juga menilai, LRT Jabodebek telah menciptakan teknologi baru dalam transportasi Indonesia. Melalui PT INKA (Persero), Indonesia menangkap alih teknologi dari sebuah proyek infrastruktur dengan konsep teknologi terbaru di dunia, yaitu LRT tanpa masinis.

Baca Juga: Longspan LRT Jabodebek Disebut Salah Desain, Menhub Budi: Tidak Salah

Jajaran rangkaian kereta LRT Jabodebek terpakir di area stabling di depo LRT Jabodebek, Jati Mulya, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (6/7/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]
Jajaran rangkaian kereta LRT Jabodebek terpakir di area stabling di depo LRT Jabodebek, Jati Mulya, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (6/7/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]

Dia menjelaskan, LRT yang dibangun saat ini di Jakarta merupakan produk yang memiliki spesifikasi INKA dengan teknologi generasi terbaru. Setiap alih teknologi akan ada konsekuensinya. Sekarang Indonesia mampu membangun LRT generasi terbaru dan terbaik, tetapi dibuat oleh perusahaan lokal.

"Mau gak mau, INKA harus belajar. Memang ada sumber daya lebih yang harus kita alokasikan. Tetapi itu konsekuensi dari sebuah alih teknologi. Ada waktu lebih yang diberikan. Dan sekarang, ketika INKA harus membangun hal yang sama, sudah gampang. Untuk pertama kali memang lebih berat. Itu konsekuensinya, jadi wajar," imbuh dia.

Arya menyebut, ke depan Indonesia tidak perlu harus impor teknologi jika ingin membangun LRT secanggih LRT Jakarta.

"Masa kita mau impor terus. Kita kan ingin di dalam negeri. Kita melakukan pembelajaran. Ini pembelajaran yang mahal, namun INKA, ke depan semakin jago, membuat LRT yang bagaimana pun, dia akan sudah siap. Dan ini teknologi terbaru lagi," pungkas dia.

Baca Juga: Bukan Salah Desain, Menhub Ungkap Alasan LRT Jabodebek Dibangun dengan Konstruksi Longspan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI