Suara.com - Kemajuan teknologi memudahkan kita mengakses penemuan-penemuan yang hebat, termasuk tren-tren terbaru di dunia. Teknologi Artificial Intelligence (AI), seperti ChatGPT, atau platform dari mesin pintar lainnya, ternyata justru menginspirasi kita untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif, serta mendorong kita untuk berpikir dengan cara-cara yang tidak biasa. Semua perkembangan tersebut membuat kita harus tetap optimistis dalam menatap masa depan.
Demikian disampaikan Rektor President University (Presuniv) Prof. Dr. Chairy pada wisuda. Wisuda yang mengusung tema Higher Education and Automation Convergence: Challenges and Opportunities. Pada kesempatan tersebut, Presuniv mewisuda 666 lulusannya. Upacara wisuda diselenggarakan dua kali, yakni pagi dan siang.
Hadir pada upacara wisuda tersebut DR. Setyono Djuandi Darmono, Chairman Jababeka dan pendiri Presuniv, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah 4 Jawa Barat dan Banten Dr. M. Samsuri, S.Pd, MT, IPU. Hadir pula Ketua Yayasan Pendidikan Universitas Presiden (YPUP) Prof. Dr. Ir. Budi Susilo Soepandji, DEA, dan pengurus yayasan lainnya, International Chancellor Presuniv, Prof. Kim Ki-chan, Ketua Pengawas YPUP Dr. Drs. Chandra Setiawan, MM, Ph.D., dan Abdul Wahid Maktub, Duta Besar Indonesia untuk Qatar (2003-2007).
Sementara dalam upacara wisuda sesi kedua yang berlangsung pada siang hari di tempat yang sama, hadir Prof. Dr. Jony Oktavian Haryanto, Staf Ahli Bidang Inovasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, yang juga Sekretaris YPUP, Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, M.Sc., Dirjen Pendidikan Tinggi (2010-2014), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Ibnu Hadi, Duta Besar Indonesia untuk Vietnam (2016-2020).
Baca Juga: Mendorong Inovasi Blockchain: D3 Labs Melalui Seaseed, Mengubah Solusi Enterprise
Baik Prof. Djoko Santoso maupun Ibnu Hadi dan Abdul Wahid Maktub saat ini juga menjabat sebagai penasihat Rektor Presuniv.
Wisuda ke-18 tersebut juga dihadiri oleh para orang tua lulusan dan sejumlah tamu undangan lainnya yang selama ini sudah menjadi mitra-mitra strategis Presuniv. Mereka adalah perwakilan dari beberapa perusahaan baik yang berskala nasional maupun multinasional, seperti dari China dan Korea Selatan.
Prof. Chairy mengungkapkan bahwa selama tahun 2023, Presuniv akan menggelar dua kali wisuda, yakni pada 30 Juli dan pertengahan Desember. Dalam kesempatan terpisah, ungkap Prof. Chairy, pada Desember 2023 diharapkan kurang lebih 1.000 lulusan akan diwisuda.
Dengan demikian selama tahun 2023, Presuniv akan mewisuda 1.600-an lulusan. Jumlah ini akan meningkat kurang lebih 40% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang 1.181 lulusan.
Prof. Chairy mengatakan kepada segenap lulusan, “Presuniv sudah membekali kalian dengan perangkat perilaku dan kemampuan yang dibutuhkan untuk mengarungi masa depan yang semakin serba tidak menentu, tetapi sangat mengasyikkan.” Maka, tegas Prof. Chairy, segenap lulusan harus berani menghadapi situasi tersebut.
Baca Juga: Bizom Perkenalkan Teknologi Ritel Inovatif yang Dirancang Khusus untuk Pasar Indonesia
Selain masalah perkembangan teknologi, dalam sambutannya pada upacara wisuda tersebut, Prof. Budi Susilo menyinggung adanya tantangan yang lain.
“Kita baru saja sama-sama melaluinya, yakni pandemi Covid-19. Pandemi itu memaksa kita untuk beradaptasi dengan era new normal,” katanya ditulis Jumat (4/8/2023).
Baik perkembangan teknologi maupun pandemi, lanjut Prof. Budi Susilo, semua mengonfirmasi bahwa untuk bisa bertahan, kita harus selalu siap beradaptasi menghadapi situasi apa pun. Dan, tegas dia, agar mampu bertahan, kita membutuhkan inovasi yang berkesinambungan.
Sementara, pada upacara wisuda tersebut, Dr. Samsuri menyampaikan ucapan selamat kepada Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Fakultas Bisnis, Presuniv, yang berhasil meraih akreditasi Unggul dari Lembaga Akreditasi Mandiri Ekonomi Manajemen Bisnis dan Akuntansi (Lamemba) pada Juli 2023. Ia juga mengapresiasi Presuniv yang telah terakreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional–Perguruan Tinggi (BAN-PT).
Ungkap Samsuri, “Dari 438 perguruan tinggi yang ada di LLDIKTI Wilayah IV pada saat ini, hanya delapan yang terakreditasi A atau Unggul. Salah satunya adalah Presuniv.”
Kepada segenap lulusan, Dr. Samsuri berpesan, “Menjadi sarjana adalah modal berharga untuk meraih kesuksesan. Meski begitu sukses tak hanya ditentukan oleh gelar atau ijazah, tetapi pada apa yang kita lakukan setelahnya. Ukuran sukses adalah jika kehadiran kita bisa memberikan manfaat bagi sesama.”
Untuk menjadi pribadi yang sukses, lanjut Dr. Samsuri, segenap lulusan harus mau bekerja keras. Soal kerja keras tersebut, Dr. Samsuri menyitir ucapan Bung Karno, “Kalau ingin mendapatkan mutiara, kita harus mau menyelam di laut yang dalam.”
Pada wisuda ke-18 Presuniv, baik Prof. Budi Susilo dan Prof. Kim Ki-chan juga menantang segenap lulusan baru untuk berani menjadi entrepreneur.
Kata Prof. Budi Susilo, “Selama kuliah di Presuniv, kalian sudah mendapatkan pengetahuan dan peluang luar biasa melalui program magang. Pengalaman ini sangat tentu berharga bagi masa depan kalian. Itu sebabnya kini saya menantang kalian untuk berani memberikan kembali ke masyakat, yakni kalian tidak hanya mencari kerja, tetapi juga menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.”
Senada dengan Prof. Budi Susilo, Prof. Kim Ki-chan juga mengajak segenap lulusan untuk berani menjadi pengusaha.
“Entrepreneurship adalah semangat yang memberi harapan bagi dunia, meski dalam kondisi yang paling sulit sekalipun. Seorang entrepreneur selalu melihat peluang dalam kondisi yang sulit. Sementara, orang-orang yang pesimistis selalu melihat kesulitan dalam setiap peluang,” papar Prof. Kim, yang juga Chairman International Council for Small Business (ICSB), sebuah organisasi global yang fokus pada peningkatan kapasitas kewirausahaan dengan jaringan yang tersebar di lebih dari 150 negara.
Kata Prof. Kim, “Senjata terbaik dari seorang entrepreneur adalah mimpi. Entrepreneur adalah orang yang mempunyai mimpi untuk masa depan. Mimpi yang memberi kalian harapan pada masa depan.”
Merujuk pada pengalamannya bergelut dalam dunia entrepreneurship, ungkap Prof. Kim, akan ada banyak tantangan yang bakal dihadapi oleh para pengusaha. “Tapi, jangan khawatir sebab ada strateginya dalam menghadapi tantangan tersebut,” katanya. Strateginya, ungkap dia, adalah dengan menciptakan sekutu dan pengikut.
Bisnis adalah tempat di mana banyak orang datang bersama. Perusahaan-perusahaan besar yang ada sekarang ini, ungkap Prof. Kim, tidak dibangun sendiri, tetapi bersama-sama dengan para sekutu dan pengikut. Mereka saling berbagi misi untuk sama-sama membesarkan perusahaan.
Lalu, bagaimana caranya kita merekrut sekutu dan pengikut? Kata Prof. Kim, “Dengan berbagi mimpi dan empati. Ketika kita berhasil membangun empati mereka, rekan kerja pun akan berubah menjadi sekutu dan pengikut,” tegasnya.