Suara.com - Investor saham Lo Kheng Hong melaporkan kinerja keuangan pada semester I 2023. Hasilnya, daftar saham yang dikoleksi Lo Kheng Hong menunjukkan kinerja positif.
Sebagian bahkan labanya melesat hingga di atas 20 persen kendati di periode yang sama tahun sebelumnya sempat merugi. Berikut lima daftar saham yang dikoleksi Lo Kheng Hong.
1. PT Astra Otoparts Tbk (AUTO)
Perusahaan otomotif ini mencatatkan laba bersih Rp801,6 miliar atau naik 85 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Perusahaan juga mencatatkan pendapatan Rp9,38 triliun. Pendapatan ini mengarah pada tren positif seiring dengan membaiknya perdagangan sektor otomotif setelah dihantam pandemi Covid-19.
Baca Juga: IHSG Ditutup Anjlok 0,65 Persen Sore Ini, 396 Saham Memerah
2. PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA)
Bank multinasional ini memperoleh laba bersih Rp3,23 triliun atau naik 27 persen dibandingkan tahun lalu. Capaian ini membuat laba per saham naik menjadi Rp129. Di samping itu, pendapatan bunga juga naik 34 persen sehingga bisa meredam beban bunga.
3. PT Bank OCBC NISP (NISP)
Laba Bank NISP tumbuh 25 persen hingga menyentuh Rp2,1 triliun. Pertumbuhan positif ini didukung pendapatan bunga 21 persen serta penyaluran kredit kepada ritel dan koperasi. Total asetnya juga menyentuh Rp245 triliun.
4. PT ABM Investama Tbk (ABMM)
Baca Juga: Laba Emiten Tambang NCKL Anjlok 14,64 Persen di Paruh Pertama 2023
Laba ABMM yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai USD 188 juta atau naik lebih dari 90 persen. Pertumbuhan yang positif juga tercatat pada laba perusahaan dan pendapatan perseorangan yang naik hingga 17 persen.
5. PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL)
Terakhir PT Gajah Tunggal Tbk juga mencatatkan hasil yang positif dengan laba yang melesat lebih dari 450 persen. Totalnya mencapai Rp359 miliar. Kondisi ini berbalik mengingat di tahun sebelumnya perusahaan justru merugi hingga Rp63 miliar.
Demikian daftar saham yang dikuasai oleh Lo Kheng Hong. Pakar investasi ini pun sempat membagikan tips berinvestasi ketika China memutuskan akan menghentikan sebagian produksi batu bara setelah kecelakaan maut yang menewaskan para penambang Februari 2023 lalu.
Menanggapi kondisi ini, Lo Kheng Hong menyebut dia akan mulai berinvestasi batu bara ketika bad time atau waktu yang buruk. Cara investasi ini juga berlaku untuk emiten apapun.
Pasalnya, Lo percaya harga tiap komoditas pasti penuh dengan fluktuasi. Dengan demikian, saat bad time saham batu bara mungkin akan murah, namun dirinya percaya suatu saat harga tersebut pasti akan kembali lagi. Namun demikian, sebelum memutuskan berinvestasi seorang calon investor mesti jeli dalam membaca pasar.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni