Garuda Indonesia Rugi Hampir Rp2 Triliun Usai Cetak Laba Terbesar dalam Sejarah

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 02 Agustus 2023 | 09:06 WIB
Garuda Indonesia Rugi Hampir Rp2 Triliun Usai Cetak Laba Terbesar dalam Sejarah
Ilustrasi maskapai Garuda Indonesia. (Dok : Kemenpar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hingga akhir Juni 2023 lalu, Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mencatat kerugian sebesar USD76,5 juta atau hampir Rp2 triliun yakni sekitar Rp1,194,700,500,000 . Angka ini naik 120 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yang saat itu mencatat laba sebesar USD3,76 miliar atau sekitar Rp57 triliun.

Akibatnya, laba per saham dasar menyusut menjadi USD0,00289 dari angka pada periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu USD0,14530.

Total pendapatan usaha mencapai USD1,39 miliar, meningkat 59 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar USD878,69 juta. Peningkatan pendapatan tersebut terdiri dari penerbangan terjadwal senilai USD1,1 miliar, yang naik 64 persen dari fase yang sama tahun lalu sebesar USD677,28 juta.

Sementara itu, penerbangan tidak terjadwal mencapai USD142,45 juta, naik dari USD87,57 juta. Pendapatan lainnya mencapai USD151,37 juta, meningkat dari USD113,83 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga: Laba Bersih Emiten Jasa Transportasi LNG GTSI Naik 175,08% di Semester I-2023

Total beban usaha mencapai USD1,26 miliar, naik dari USD1,21 miliar sebelumnya. Beban tersebut mencakup beban operasional penerbangan sebesar USD729,49 juta, yang meningkat dari USD685,97 juta.

Beban pemeliharaan dan perbaikan sebesar USD159,49 juta, menurun dari USD227,73 juta. Beban umum dan administrasi sebesar USD86,73 juta, turun dari USD121,16 juta. Sedangkan beban bandara mencapai USD97,15 juta, naik dari USD67,21 juta.

Beban tiket, penjualan, dan promosi mencapai USD97,69 juta, meningkat dari USD62,51 juta. Beban pelayanan penumpang sebesar USD80,36 juta, naik dari USD36,55 juta. Beban operasional hotel sebesar USD9,56 juta, turun dari USD10,14 juta.

Beban operasional transportasi sebesar USD5,76 juta, meningkat dari USD5,37 juta. Beban operasional jaringan terakumulasi mencapai USD2,04 juta, turun dari USD2,07 juta.

Rugi selisih kurs mencapai USD22,47 juta, menurun dari USD79,97 juta. Pendapatan lain-lain sebesar USD2,27 juta, menurun drastis dari USD281,62 juta. Bagian atas hasil bersih entitas asosiasi mencapai USD1,32 juta, meningkat dari USD260,32 ribu.

Baca Juga: Ngebul! Gudang Garam Serok Laba Bersih Rp3,28 Triliun di Semester I 2023

Pendapatan dari restrukturisasi utang nihil dari USD2,85 miliar. Keuntungan dari restrukturisasi pembayaran nihil dari USD1,33 miliar. Pendapatan keuangan mencapai USD4,63 juta, melonjak dari edisi yang sama tahun lalu yang hanya USD890,85 ribu.

Beban keuangan mencapai USD222,77 juta, naik dari USD209,89 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Total beban usaha mencapai USD237,01 juta, naik sebesar 105 persen dari surplus USD4,34 miliar.

Total ekuitas menjadi minus USD1,61 miliar, naik dari akhir 2022 yang mencapai USD1,53 miliar. Jumlah liabilitas mencapai USD7,89 miliar, turun dari akhir tahun lalu yang mencapai USD7,77 miliar. Total aset mencapai USD6,28 miliar, mengalami peningkatan tipis dari akhir 2022 yang mencapai USD6,23 miliar.

Pada tanggal 30 Mei 2023, Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengumumkan bahwa pencapaian ini merupakan yang terbaik dalam sejarah perusahaan dengan mencatatkan laba bersih sebesar USD3,83 miliar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI