Suara.com - Untuk mendukung percepatan program sawit berkelanjutan Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) mengadakan Diskusi Nasional Sawit Berkelanjutan “Mendorong Peran Aktif Koperasi dalam Peningkatan Produktivitas Kebun dan Percepatan Sertifikasi Berkelanjutan Petani Sawit Swadaya di Indonesia”.
Diskusi ini memiliki tujuan untuk Mendukung dan mensosialisasikan peran koperasi-koperasi petani sawit swadaya di Indonesia dalam percepatan sertifikasi petani sawit swadaya berkelanjutan dan peningkatan produktifitas kebun melalui penerapan GAP dan Mendorong Koperasi di Petani sawit swadaya untuk terlibat aktif dalam persiapan sertifikasi sawit berkelanjutan menjelang mandatory ISPO tahun 2025.
Sekjen SPKS Nasional Mansuetus Darto dalam sambutannya mengatakan, SPKS memiliki tangung jawab dan komitmen penuh dalam mendukung percepatan sertifikasi sawit berkelanjutan di Indonesia dan juga perbaikan tatakelola sawit sawit rakyat.
"Target SPKS pada tahun 2023-2025 akan mensertifikasi anggotanya sekitar 4000 petani sawit masuk dalam proses sertifikasi ISPO dan RSPO. SPKS dalam satu tahun mampu mendorong 5 koperasi untuk sertifikasi ISPO dan RSPO, artinya kalau semua stakeholders dalam perkebunan kelapa sawit bekerja sama, maka kita mampu untuk mempercepat sertifikasi berkelanjutan pada petani sawit swadaya, anggota SPKS saat ini yang telah sertifikasi ISPO dan RSPO sebanyak 1400 tersebar di wilayah Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera”, tambahnya ditulis Selasa (1/8/2023).
Baca Juga: 2 Pekerja Bangunan Tertimpa Longsoran Tanah Di Duren Sawit, Satu Orang Tewas
Dalam acara ini juga turut hadir Musdhalifah Machmud, Deputi II Bidang Pangan dan Agribisnis Kementerian Koorditor Ekonomi RI sebagai keynote speaker dan pembuka acara.
Melalui pemaparannya Ibu Musdhalifah mengajak semua stakeholder untuk meyakinkan dunia bahwa perkebunan kelapa sawit tidak merusak, melainkan memberikan banyak manfaat kepada banyak orang dan bisa mendukung pembangunan keberlanjutan atau SDGs.
"Mari kita bersatu padu, mendorong koperasi-koperasi kita perkebunan sawit rakyat untuk melakukan ISPO melalui regulasi-regulasi yang ada," katanya.
Dalam acara yang sama turut hadir Bupati Kabupaten Sekadau yaitu Aron, S.H. dan Bupati Kabupaten Paser dr. Fahmi Fadli sebagai narasumber. Dalam pemaparannya Pak Aron menyampaikan bahwa pemerintah kabupaten Paser berkomitmen untuk melakukan praktik sawit berkelanjutan dan meminta Pemerintah Pusat untuk membantu petani yang bersertifikat ISPO.
“Kabupaten Paser terus mendorong petani sawit untuk segera ISPO dan RSPO melalui berbagai program, dan kami juga berharap Pemerintah Pusat agar memeberikan insentif pada petani yang sudah mendapatkan sertifikat ISPO” ujar Bupati Sekadau tersebut.
Baca Juga: Berjalan Dramatis, Seorang Pekerja yang Tertimbun Tanah di Duren Sawit Sudah Diberikan Pertolongan
Dalam topik yang sama, dr. Fahmi Fadli Bupati Paser menyampaikan, dengan adanya Rencana Aksi Daerah Kelapa Sawit Berkelanjutan di Kabupaten Paser mampu mendorong terciptanya kerja sama berbagai stakeholders, sehingga terbangunya koperasi-koperasi petani sawit, bisa mempercepat proses keluarnya STDB, serta mendapatkan legalitas lahan dengan SHM oleh petani.
Pada sesi diskusi yang lain, turut hadir Direktur Perhimpunan Dana BPDPKS, Sunari.
”BPDPKS merupakan bagian dari entitas Pemerintah yang mengelola dan menyalurkan dana perkebunan kelapa sawit. Sampai Hari BPDPKS terus berkomitmen mendanai berbagai program pengembangan kelapa sawit seperti PSR, sarana prasarana, pendidikan dan penelitian, termasuk membiayai sertikasi ISPO. Namun sejauh ini masih belum ada pengajuan anggaran untuk sertifikasi ISPO” ujar Sunari.
Anggran yang tersedia ternyata belum mampu diserap oleh pelaku usaha terkhusus petani sawit swadaya.
Pada sesi yang sama, dihadiri juga Bapak Prayudi Syamsuri, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Dirjenbun Kementerian Pertanian.
“Sampai sekarang Pemerintah menyiapkan 140 sertifikasi ISPO, namun belum ada yang terdaftar dan masih proses pengajuan, kalau sudah ISPO maka pemerintah akan memberikan karpet merah dengan bantuan Sarana prasarana”. Ujarnya.
Pada sesi diskusi terkahir turut hadir menjadi narasumber Mahatma Windrawan Inantha, RSPO Deputy Director Market Transformation, Indonesia. Dia Menyampaikan bahwa RSPO terus mendorong untuk petani sawit melakukan RSPO. Sampai sekarang sudah menyalurkan dana insentif 2,9 Milliar kepada 5 koperasi anggota SPKS.
Dalam rangkaian acara Diskusi Nasional Sawit Berkelanjutan tersebut, petani-petani dan koperasi sawit swadaya mendeklerasikan Aliansi Petani Sawit Swadaya Bersertifikat Berkelanjutan Indonesia (APSBI). Wadah ini merupakan bentuk komitmen untuk mempercepat sertifikasi berkelanjutan ISPO dan RSPO oleh petani dan koperasi sawit swadaya.
SPKS dan PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU International) menandatangani nota kesepahaman bersama (MOU) untuk Memfasilitasi Sertifikasi Sektor Kelapa Sawit Petani Sawit Swadaya dan mendukung percepatan implementasi sawit berkelanjutan di Indonesia.
Sekjen SPKS Nasional Mansuetus Darto mengatakan, kerjasama SPKS dengan PT Mutuagung Lestari Tbk dimaksudkan agar bisa mengakselerasi dan mendorong proses sertifikasi sawit berkelanjutan pada anggota SPKS mengingat SPKS memiliki komitmen untuk mentransformasikan petani sawit anggota untuk masuk dalam standar pasar minyak sawit dunia melalui skema sertifikasi ISPO maupun RSPO.
Target SPKS pada tahun 2023-2025 akan mensertifikasi anggotanya sekitar 4000 petani sawit masuk dalam proses sertifikasi ISPO dan RSPO. Saat ini melalui kerjasama antara SPKS dan PT Mutuagung Lestari Tbk, anggota SPKS yang telah disertifikasi RSPO sebanyak 4 Koperasi dan tersertifikasi ISPO 1 Koperasi yang menaungi 700 petani dengan luas lahan sekitar 1300 hektar yang tersebar di Provinsi Riau, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Barat.
Presiden Direktur PT Mutuagung Lestari Tbk, Arifin Lambaga mengatakan bahwa MUTU International selaku Lembaga Sertifikasi di sektor Sawit terbesar di dunia berkomitment mendukung dan memfasilitasi para petani mendapatkan sertifikat Pengelolaan Sawit Berkelanjutan melalui tahapan audit dan penilaian yang independen dan kredibel, baik melalui skema ISPO, RSPO maupun ISCC.
Sebagai bentuk dukungan terhadap penerapan pengelolaan usaha yang berkelanjutan, MUTU International terus mengajak semua pihak untuk turut berperan aktif, khususnya koperasi koperasi petani sawit, BPDPKS, dan Pemerintah.
“Koperasi petani sawit memiliki peran krusial sebagai ujung tombak untuk meningkatkan kesadartahuan pentingnya sertifikasi berkelanjutan serta meningkatkan komitmen petani dalam memenuhi peraturan pemerintah dan praktek terbaik, sebagai bagian dari partisipasi petani dalam menjalankan program pemerintah melalui mandatory ISPO tahun 2025,” ujar Arifin.