Suara.com - PT Kimia Farma Tbk (KAEF), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang farmasi, mencatatkan pendapatan sebesar Rp4,95 triliun pada semester I-2023, mengalami peningkatan sebesar 11,78 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp4,43 triliun.
Direktur Utama Kimia Farma, David Utama mengatakan, pertumbuhan pendapatan perusahaan didorong oleh peningkatan penjualan produk dan layanan laboratorium medis dan klinik. Penjualan obat generik meningkat sebesar 25,26 persen menjadi Rp1,07 triliun, sedangkan penjualan produk etikal dan lisensi meningkat 13,99 persen menjadi Rp1,89 triliun. Layanan laboratorium medis dan klinik juga mengalami peningkatan sebesar 16,60 persen menjadi Rp488,16 miliar.
Penjualan obat Over The Counter (OTC) dan kosmetika mencapai Rp1,06 triliun, tumbuh 4,85 persen, sementara penjualan kategori alat kesehatan mencapai Rp49,02 miliar, mengalami kontraksi sebesar 14,75 persen.
Dengan adanya peningkatan pendapatan, Kimia Farma berhasil mencatat laba operasional positif sebesar Rp236,29 miliar pada semester I-2023. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, perusahaan masih mengalami rugi operasional sebesar Rp15,67 miliar. Kimia Farma berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp19,47 miliar pada semester I-2023, berbanding terbalik dengan kerugian bersih Rp206,30 miliar pada periode sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Detik-detik Terakhir, IHSG Ditutup Selamat di Akhir Pekan
Selain itu, aset perusahaan juga mengalami pertumbuhan, dengan total aset mencapai Rp20,60 triliun pada semester I-2023, tumbuh sekitar 1,21 persen dibandingkan periode tahun sebelumnya sebesar Rp20,35 triliun.