Suara.com - PT GTS Internasional Tbk (GTSI), emiten transportasi LNG, meraih laba bersih sebesar USD 6,91 juta atau setara Rp 103,5 miliar (kurs Rp 15.000) pada Semester I Tahun 2023. Raihan laba bersih naik 175,08% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar USD 3,01 juta.
Sejalan dengan hal tersebut, laba usaha perseroan juga melonjak 40,82% yoy menjadi USD 7,04 juta per 30 Juni 2023. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, GTSI mencatat laba usaha sebesar USD 5 juta.
Direktur Utama GTSI Tammy Meidharma mengatakan bahwa kinerja positif ini didukung oleh efektivitas pengelolaan bisnis yang dijalankan manajemen, sehingga berhasil menekan sejumlah beban dan mengoptimalkan bottom line perseroan.
"Meskipun pendapatan menurun, kami berupaya mendorong operasional bisnis yang efektif. Dengan strategi itu, kami berhasil mendapatkan keuntungan yang lebih maksimal," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (31/7/2023).
Baca Juga: Ngebul! Gudang Garam Serok Laba Bersih Rp3,28 Triliun di Semester I 2023
GTSI berhasil meraup pendapatan usaha sebesar US$13,5 juta, turun dari USD 21,14 juta pada semester I-2022. Namun, perseroan berhasil menekan beban pokok pendapatan hingga 45,78% yoy dari USD 12,73 juta menjadi USD 6,9 juta.
Selain itu, GTSI juga sukses menekan seluruh postur liabilitasnya sekitar 36,23% menjadi USD 42,63 juta pada semester I-2023 dari USD 66,84 juta periode akhir tahun 2022. Kondisi ini terutama ditopang oleh menyusutnya liabilitas jangka pendek mencapai 61,32%.
Tammy menambahkan, pengelolaan bisnis dari sisi operasional juga didukung oleh tata kelola keuangan yang baik. Hal ini terbukti dari menguatnya kas dan setara kas yang dimiliki oleh GTSI pada akhir Juni 2023 menjadi USD 23,83 juta dari USD 20,4 juta pada 31 Desember 2022.
"Kami optimistis dengan inovasi, efisiensi, dan efektivitas tata kelola perusahaan yang dilakukan manajemen saat ini dapat terus mendorong kinerja GTSI pada periode-periode selanjutnya," imbuh Tammy.
Sementara, utang jangka pendek GTSI periode 30 Juni 2023 menurun drastis menjadi USD 15,2 juta dari akhir tahun 2022 yang mencapai USD 39,4 juta.
Baca Juga: Naik 24,9%, Bank Mandiri Catatkan Laba Bersih Sebesar Rp 25,2 Triliun di Semester I-2023
Menguatnya rasio keuangan perusahaan dengan posisi rasio utang terhadap modal periode semester I 2023 menjadi 69% atau 0,69 kali atau dengan kata lain memiliki ruang penguatan modal yang lebih baik ketimbang periode yang sama tahun 2022 yang 1,17 kali atau 117%.