Suara.com - Isu polusi udara yang semakin meningkat di dalam negeri dalam beberapa waktu terakhir ini harus menjadi perhatian utama dalam upaya meningkatkan kualitas hidup di tanah air.
Dampak polusi udara tidak hanya mengancam kesehatan tetapi juga dapat berdampak kepada perekonomian Indonesia.
Bank Dunia melaporkan polusi udara di Indonesia menelan biaya tahunan lebih dari US$ 220 miliar atau sekitar 6,6% dari PDB Indonesia pada 2019.
Perhitungan itu antara lain berasal dari biaya perawatan untuk penyakit tidak menular; kesakitan, kecacatan dan kematian yang menyebabkan hilangnya tenaga kerja produktif; potensi pengurangan produk domestik bruto; penurunan kualitas hidup penduduk.
Untuk itu dalam menghadapi pemilu 2024, peran generasi Z menjadi sangat krusial dalam menentukan pemimpin yang peduli dan mendukung isu-isu lingkungan. Oleh karena itu, penting bagi generasi Z untuk memahami dan teredukasi tentang isu-isu politik, terutama polusi udara, agar dapat menjadi agen perubahan dalam menciptakan masa depan yang lebih baik bagi Indonesia.
“Kita mau membekali anak muda kita dengan ilmu yang diperlukan untuk mengawal isu polusi udara ini sampai ada solusinya," ujar Ratna Kartadjoemena, Co-Founder Bicara Udara dalam acara Biru Voices Bootcamp 2023" seperti dikutip Kamis (27/7/2023).
Ratna mengatakan, peserta Biru Voices 2023 akan dibekali dengan keterampilan kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi yang efektif, pemahaman mendalam mengenai polusi udara, dan jaringan kuat untuk memperluas kolaborasi dalam mencari solusi atas masalah ini.
Salah satu agenda penting dalam Biru Voices 2023 adalah mendukung isu polusi udara sebagai agenda pembahasan dalam pemilu 2024.
“Terutama menjelang pemilihan presiden dan kepala daerah, acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan peran generasi Z dalam memilih pemimpin yang memiliki komitmen tinggi terhadap lingkungan, khususnya mengatasi masalah polusi udara yang kerap mengintai kehidupan sehari-hari,” imbuhnya.
Baca Juga: Hati-hati Modus Penipuan Catut Nama BPJS Kesehatan!
Pada kesempatan yang sama, Researcher at the Department of Politics and Social Change Edbert Gani mengungkapkan, isu polusi udara harus memiliki tempat dalam perdebatan atau diskusi publik dalam pemilu 2024, terutama di wilayah perkotaan, apalagi di tahun tersebut juga terjadi pemilihan kepala daerah serentak di ratusan daerah di Indonesia.
“Saya rasa untuk orang-orang yang mau menghirup udara bersih tuh hal yang jadi prioritas ya. Karena, kalau kita merasa bahwa polusi udara sangat mengganggu keseharian kita dan sangat bergantung juga pada kesehatan kita, pasti harusnya mengarahkan kebijakan publik yang bisa mendukung isu polusi udara gitu, untuk bagaimana bisa mengurangi polusi udara,” pungkasnya.