Suara.com - Pengamat bola nasional Fadly Idris mengatakan, penjelasan Ketua Umum PSSI Erick Thohir soal pembenahan Jakarta International Stadium (JIS) sudah jelas, yakni dilakukan berdasarkan surat dan rekomendasi dari FIFA.
Hal itu sekaligus menjawab polemik pembenahan JIS yang dituding politis setelah stadion itu diajukan untuk menjadi salah satu calon tempat berlangsungnya Piala Dunia U-17.
Fadly Idris mendukung Erick Thohir untuk fokus bekerja secara maksimal mengebut pengerjaan JIS agar sebelum gelaran Piala Dunia U-17 yang rencananya digelar pada November dapat rampung sesuai dengan target yang ditetapkan dan berstandar FIFA.
Menurutnya, urusan politisasi JIS harus dikesampingkan terlebih dahulu, JIS bukan hanya ikon bagi Jakarta melainkan juga ikon Indonesia yang nantinya dilihat oleh dunia internasional.
“Saya pikir benar bahwa Jakarta Internasional Stadium ini kan menjadi salah satu ikon bukan hanya dari Kota Jakarta tetapi juga ikon Indonesia bagaimana stadion semegah JIS akan dilihat jutaan mata tetapi harus lolos verifikasi FIFA terlebih dahulu,” ujar Fadly, Kamis (27/7/2023).
Fadly menambahkan, pembenahan yang mendesak untuk dilakukan JIS ialah akses masuk para penonton yang minim dan juga rumput stadion yang selama ini menjadi polemik ternyata diamini oleh FIFA harus diperbaiki.
“Tapi yang paling penting adalah bagaimana pintu keluar masuk itu harus diatur dengan baik sehingga ketika terjadi insiden ataupun misalnya pasca pertandingan itu orang-orang bisa aman dan nyaman menonton pertandingan,” ucapnya.
“Yang terakhir masalah rumput kita tahu bersama bahwa tidak sembarang memang rumput untuk sebuah pertandingan dan mudah-mudahan rumput dari JIS nanti sesuai dengan standar FIFA,” sambungnya.
Dikatakan Fadly, upaya PSSI hanya ingin penyelenggaraan Piala Dunia U-17 berjalan sukses dan tidak ingin Indonesia diremehkan oleh negara lain, oleh sebab itu JIS harus disesuaikan agar berstandar FIFA.
Baca Juga: Erick Thohir Pastikan PSSI Hadir Untuk Para Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan
Ia berkaca ajang Piala Dunia U-20 kemarin yang dihelat di Argentina, menurutnya, stadion yang digunakan masih kalah dengan yang sudah dipersiapkan di Indonesia.
“Harus dikejar sampai menuju ke sana memang standar kita itu cukup tinggi karena kalau kita lihat Piala Dunia U-20 kemarin Argentina saja yang menjadi tuan rumah lapangannya aut-autan sangat tidak layak, tidak komersil dan tidak merepresentasikan Piala Dunia,” katanya.
Lanjut Fadly mengatakan, momentum Piala Dunia U-17 bukan hanya sekedar sepak bola, tapi juga dapat dijadikan kesempatan untuk mempromosikan budaya dan pariwisata Indonesia ke mancanagera.
“Kita berharap bahwa pandangan-pandangan atau polemik terkait JIS ini bisa selesai dengan surat rekomendasi dari FIFA ini kita berharap bahwa kita ikut Piala Dunia nanti memang menjadi ajang untuk memperkenalkan Indonesia,” paparnya.
Dia berharap Indonesia tidak hanya dikenal dengan keindahan alam dan pariwisatanya saja, melainkan juga terkenal dengan olahraga, salahsatunya memiliki banyak infrastruktur stadion berstandar internasional.
“Dan ketika kita ingin memperkenalkan Indonesia kita sangat ingin bahwa Indonesia dikenal dengan stadion-stadion yang sangat mewah termasuk JIS dengan beberapa pembenahan-pembenahan yang perlu dilakukan berdasarkan hasil dari surat rekomendasi FIFA,” urai Fadly.
Lebih lanjut Fadly mengaku optimis stadion-stadion yang diajukan oleh PSSI pada November nanti siap digunakan untuk bertanding Piala Dunia U-17.
“Kita berharap bahwa venue-venue Piala Dunia nanti ini bukan hanya JIS tetapi semua renovasi dan seluruh persiapan-persiapan itu bisa dimatangkan dengan baik. Jadi tidak ada kata menyerah tetapi optimis bahwa November nanti semua venue itu layak digunakan sesuai FIFA,” tukas Fadly.
Sebelumnya, Erick Thohir menegaskan renovasi JIS dilakukan berdasarkan surat yang diterimanya dari FIFA terdapat sejumlah catatan yang harus ditindak lanjuti.
“Alhamdulillah tanggal 20 Juli kita sudah menerima surat dari FIFA. Ada beberapa catatan yang harus segera kita tindak lanjuti, sebelum FIFA mengecek tanggal 28 (Juli) sampai 2 Agustus," kata Erick.
Sosok Menteri BUMN itu mengatakan surat yang dilayangkan FIFA sudah diteruskan ke Menpora, Dito Ariotejdo dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
"Untuk tanggal 24 Juli segera mulai mengirim surat kepada PUPR, untuk renovasi yang diperlukan sesuai dengan catatan FIFA dan memang mereka akan turun ke lapangan mengecek sekali lagi," lanjut Erick.
Diketahui, FIFA dalam tinjauannya bakal melakukan sejumlah pemeriksaan terkait kesiapan venue, kualitas lapangan, hingga beberapa aspek penunjang lainnya.