Suara.com - Pada paruh pertama tahun 2023, emiten industri jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO) berhasil mencatat laba bersih sebesar Rp448,10 miliar.
Meskipun hanya mengalami kenaikan tipis sekitar 0,56 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya, yang mencapai Rp445,59 miliar, laba per saham dasar nyaris tetap pada posisi Rp14,94 dari sebelumnya Rp14,85.
Penjualan SIDO mencapai Rp1,65 triliun, mengalami kenaikan tipis sebesar 2,4 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,61 triliun.
Sedangkan beban pokok penjualan mengalami peningkatan menjadi Rp776,25 miliar dari fase yang sama tahun lalu sebesar Rp752,65 miliar, laba kotor tetap tumbuh menjadi Rp877,54 miliar dari sebelumnya Rp859,44 miliar.
Baca Juga: Betah di Zona Hijau, IHSG Ditutup Terbang ke Level 6.946 Sore Ini
Beban penjualan dan pemasaran mengalami penurunan menjadi Rp197,86 miliar dari sebelumnya Rp200,20 miliar. Sementara beban umum dan administrasi juga mengalami penurunan menjadi Rp107,26 miliar dari Rp119,86 miliar.
Namun, beban lain-lain juga mengalami peningkatan menjadi Rp37,31 miliar dari sebelumnya hanya Rp11 juta. Pendapatan lain-lain juga melejit menjadi Rp27,77 miliar dari Rp19,25 miliar. Akibatnya, laba usaha SIDO mencapai Rp562,86 miliar, naik tipis dari sebelumnya Rp558,61 miliar.
Pada periode yang sama, pemasukan SIDO naik menjadi Rp15,35 miliar dari Rp14,76 miliar. Sementara biaya keuangan mengalami penurunan menjadi Rp242 juta dari sebelumnya Rp474 juta.
Laba sebelum beban pajak penghasilan mencapai Rp577,97 miliar, meningkat dari sebelumnya Rp572,90 miliar. Namun, beban pajak penghasilan mengalami peningkatan menjadi Rp129,87 miliar dari sebelumnya Rp127,30 miliar. Akhirnya, laba periode berjalan SIDO mencapai Rp448,10 miliar, naik tipis dari sebelumnya Rp445,59 miliar.
Total ekuitas SIDO mencapai Rp3,26 triliun, mengalami penurunan dari posisi akhir tahun sebelumnya sebesar Rp3,5 triliun. Jumlah liabilitas juga mengalami penurunan menjadi Rp300,39 miliar dari sebelumnya Rp575,96 miliar. Sedangkan jumlah aset mengalami koreksi menjadi Rp3,56 triliun dari sebelumnya Rp4,08 triliun.
Baca Juga: Laba Bersih Anjlok, Emiten Bali United Tak Bagi-bagi Dividen