Suara.com - PT Pertamina Hulu Energi (PHE) dipastikan tidak akan melakukan penawaran umum saham perdana alias Initial Public Offering (IPO) pada tahun ini.
Kondisi pasar yang tak pasti dan perkembangan harga minyak yang labil menjadi biang keroknya.
Wakil Menteri I Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kartika Wirjoatmodjo memastikan pembatalan IPO tersebut.
"Kita akan tunda listing-nya PHE," kata Tiko sapaan akrabnya di Shangri-La, Jakarta, Rabu (26/7/2023).
Baca Juga: Betah di Zona Hijau, IHSG Ditutup Terbang ke Level 6.946 Sore Ini
Tiko beralasan pembatalan IPO anak usaha PT Pertamina Persero tersebut dikarenakan kondisi pasar yang tidak menentu, selain itu labilnya harga minyak dunia juga menjadi pertimbangan.
Tiko menambahkan untuk meningkatkan nilai jual PHE sebelum melakukan go public, Tiko memastikan pihaknya akan fokus pada optimalisasi operasional, salah satunya dengan mengeksplorasi sumur minyak baru.
Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna memastikan rencana Initial Public Offering (IPO) PT Pertamina Hulu Energi atau PHE di pasar modal Indonesia masih terus berlangsung.
"PHE masih ada di pipeline kami, tentunya kami menunggu perkembangan berikutnya dari PHE sendiri," ujar Nyoman di depan awak media di Gedung BEI, Jakarta, Senin (24/7/2023).
Seiring dengan itu, saat ini pihaknya masih menunggu tindak lanjut dari anak usaha PT Pertamina (Persero) tersebut terkait dengan rencana aksi korporasinya.
Baca Juga: Laba Bersih Anjlok, Emiten Bali United Tak Bagi-bagi Dividen
"Jadi, secara official di pipeline PHE ada di kami. Kami menunggu update dari PHE, dalam hal ada perubahan-perubahan tertentu," ujar Nyoman.
Jauh sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati menyebutkan IPO PHE merupakan salah satu upaya Pertamina untuk meningkatkan market cap hingga 100 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Dalam aksi korporasinya nanti, Pertamina Hulu Energi di gadang- gadang berpotensi memperoleh dana segar mencapai Rp20 triliun, atau menjadi IPO yang terbesar pada tahun ini.
Seiring dengan aksi IPO tersebut, perseroan berencana melakukan akuisisi sejumlah blok migas, alah satu yang sedang dirampungkan adalah akuisisi 35 persen hak partisipasi Shell di Blok Masela.