5 Fakta Sindikat Jual Beli Ginjal, Uang Ratusan Juta Tak Sepenuhnya Milik Korban

M Nurhadi Suara.Com
Minggu, 23 Juli 2023 | 16:49 WIB
5 Fakta Sindikat Jual Beli Ginjal, Uang Ratusan Juta Tak Sepenuhnya Milik Korban
Sejumlah tersangka dalam rilis perkara tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dan penjualan ginjal di Mapolda Metro Jaya, Kamis (20/7/2023). [ANTARA/Indrianto Eko Suwarso]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sindikat jual beli ginjal berhasil diungkap dan menghadirkan sederet fakta mencengangkan. Tidak tanggung-tanggung, jaringan ini melakukan transaksi ke Kamboja, yang notabene memerlukan proses di beberapa instansi. 5 fakta sindikat jual beli ginjal dapat Anda cermati di artikel ini.

Sebelumnya diumumkan oleh Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi, terdapat 12 orang yang terlibat dalam sindikat ini.

Berikut 5 fakta yang bisa Anda cermati terkait penangkapan sindikat jual beli ginjal lintas negara tersebut.

1. Melibatkan Oknum Aparat

Fakta pertama adalah banyak di antara 12 orang yang tertangkap, 2 orang oknum anggota instansi turut terlibat di dalamnya. Satu dari anggota Polri, dan satu lainnya adalah petugas imigrasi.

Oknum anggota Polri ii bertugas membantu tersangka agar tidak terlacak dengan berbagai cara, dan oknum petugas imigrasi bertugas untuk memalsukan surat rekomendasi perjalanan ke luar negeri untuk para korbannya.

Dengan kombinasi ini, korban dan pelaku dapat melakukan perjalanan dan kejahatannya dengan lancar dan tidak terlacak sejauh ini.

2. Satu Ginjal Senilai 200 Juta

Dilansir dari berbagai media, transaksi ini melibatkan uang yang tidak sedikit. Untuk satu ginjal, korban akan mendapatkan uang senilai 200 juta rupiah. Namun demikian uang ini kemudian dipotong 65 juta rupiah oleh tersangka sebagai biaya akomodasi, paspor, dan biaya rumah sakit.

Baca Juga: 6 Fakta Sindikat Penjual Ginjal di Kamboja: Beraksi di Facebook, Libatkan Oknum Polri

Mengacu pada keterangan donor ginjal atau korban, penerima ginjal yang ada berasal dari berbagai negara lain. Mulai dari india, China, Malaysia, hingga Singapura.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI