Suara.com - Rasio keuangan PT Humpuss Maritim Internasional Tbk (HUMI) yang bakal melakukan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO), terlihat masih sangat kuat dan berpotensi mengakselerasi pertumbuhan kinerja perseroan lebih cepat lagi.
Mengutip prospektus IPO HUMI, Minggu (23/7/2023) calon emiten yang dimiliki oleh Tommy Soeharto tersebut terlihat rasio utang perusahaan terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) perseroan per 31 Desember 2022 masih 0,55x. Sedangkan, DER yang dipersyaratkan maksimal mencapai 2,5x dari ekuitas perusahaan. Artinya, risiko bisnis HUMI sangat kecil karena rasio utang terhadap ekuitasnya sangat terkontrol.
Rasio tersebut menggambarkan potensi ekspansi bisnis perusahaan distribusi dan infrastruktur energi dalam ekosistem kepelabuhan serta kemaritiman tersebut masih sangat terbuka lebar untuk mencari pendanaan pihak ketiga lainnya dalam rangka ekspansi bisnis dalam beberapa tahun mendatang.
Menurut laporan keuangan perusahaan per triwulan I 2023 ekuitas tersebut diketahui meningkat sebesar 3,61 persen bila dibandingkan dengan akhir 2022 sebesar USD137,93 juta atau sekitar Rp2,07 triliun dengan asumsi kurs Rp15.000 per USD. Akumulasi ekuitas HUMI terus bertambah pada periode kuartal I-2023 menjadi USD143 juta, setara Rp2,14 triliun.
Baca Juga: Pekan Ini Rata-rata Transaksi Investor Main Saham Tembus Rp9,7 Triliun
Pada sisi lain, total liabilitas HUMI masing-masing senilai USD76,22 juta dan USD70,13 juta untuk periode 31 Desember 2022 dan 31 Maret 2023. Angka itu setara dengan Rp1,14 triliun dan Rp1,05 triliun.
Jika merujuk pada laporan keuangan per triwulan I 2023, kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka pendek terlihat baik yaitu sebesar 1.41x.
Jika merujuk pada laporan keuangan per triwulan I 2023 rasio utang perusahaan terhadap ekuitas (debt equity ratio/DER) perseroan per 31 Maret 2023 adalah 0,49x menggambarkan kemampuan perseroan terhadap penyelesaian utang semakin baik.
Direktur Utama HUMI Tirta Hidayat mengatakan sehatnya rasio keuangan yang dimiliki perseroan ini menyiratkan proporsi kuat untuk membiayai ekspansi bisnis ke depannya sekaligus meningkatkan kinerja keuangan pada periode-periode selanjutnya.
“Dengan kemampuan tersebut, kami optimistis potensi bisnis HUMI akan terus berlanjut, apalagi dengan kondisi industri pascapandemi saat ini yang mendorong semua pihak melakukan ekspansi, termasuk di segmen kepelabuhan dan kemaritiman,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Tanem 2,5 Tahun Saham GJTL, Lo Kheng Cuan 100 Persen Lebih
Pertumbuhan Kinerja dan Potensi Bisnis
Potensi ekspansi bisnis HUMI yang mumpuni itu sejalan dengan kinerja yang terus mengalami pertumbuhan. Pada kuartal I-2023, perseroan membukukan pertumbuhan pendapatan usaha 9,13 persen year-on-year (yoy) menjadi USD23,26 juta dari USD21,31 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, laba periode tahun berjalan melonjak sekitar 46,10 persen yoy dari USD3,53 juta per akhir Maret 2022 menjadi USD5,15 juta pada tiga bulan pertama tahun ini, setelah adanya penyesuaian laba entitas yang bergabung di dalam perseroan.
Sisi segmen jasa penyewaan dan pengelolaan kapal, segmen jasa penunjang armada laut (marine support) yang dimiliki HUMI juga memiliki prospek bisnis yang menjanjikan yang ditimbulkan tingginya permintaan pada sektor maritim dunia maupun nasional.
Berdasarkan laporan Seafarer Workforce, kebutuhan awak kapal dunia untuk level perwira pada tahun 2026 diperkirakan mencapai 947.050. Adapun kemampuan pasokan SDM setiap tahunnya hanya mencapai 17,902 atau 2 persen per tahun.
Sedangkan kebutuhan awak kapal rating dunia (non perwira) diperkirakan mencapai 1.069.500. Kebutuhan suplai setiap tahunnya sekitar 6.866 atau 0,6 persen per tahun. Tingginya kebutuhan akan awak kapal juga terjadi di dalam negeri.
Mengacu data Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, jumlah armada nasional terus bertambah. Dalam periode 31 Mei 2005 - 31 Desember 2019, terdapat pertumbuhan armada sekitar 26.546 kapal.
Sebagai pendukung utama dalam industri distribusi energi, HUMI juga menjalankan bisnis pengelolaan dan pengembangan awak kapal melalui jasa pelatihan yang pengalamannya telah teruji yang didukung oleh keahlian terbaik dengan kompetensi sesuai standar pelayaran internasional dan nasional.
“Optimisme pertumbuhan kinerja perseroan didukung oleh tingginya potensi pada sektor kepelabuhan dan kemaritiman serta kemampuan HUMI untuk terus mengembangkan bisnis yang kami percayai akan memberikan dampak optimal bagi seluruh shareholder kami,” pungkas Tirta.