Nasib Pasar Properti Tanah Air Pascapandemi, Masih Buntung Apa Untung?

Minggu, 23 Juli 2023 | 15:56 WIB
Nasib Pasar Properti Tanah Air Pascapandemi, Masih Buntung Apa Untung?
Ilustrasi. Pasar properti Tanah Air mendapat pukulan telak saat pandemi Covid-19 melanda, sektor ini babak belur dihajar wabah penyakit menular dan mematikan tersebut.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pasar properti Tanah Air mendapat pukulan telak saat pandemi Covid-19 melanda, sektor ini babak belur dihajar wabah penyakit menular dan mematikan tersebut.

Namun kini pandemi sudah berlalu, penyebaran virus pun sudah bisa ditangani. Lantas pascapandemi Covid-19, apakah pertumbuhan pasar properti di dalam negeri bisa kembali pulih?

Menanggapi hal ini Direktur Eksekutif Lippo Group John Riady optimistis pasar properti akan bangkit kembali, hal tersebut terlihat dari kondisi makro ekonomi Indonesia yang tetap stabil dan terjaga likuiditasnya di tengah perekonomian global yang masih tidak menentu.

Situasi menggembirakan ini tecermin pada Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI). Pada Triwulan I - 2023 tercatat NPI surplus US$ 6,5 miliar, meningkat dibandingkan US$ 4,7 miliar pada Triwulan IV - 2022.

Baca Juga: BPS Catat Pengeluaran Kebutuhan Hidup Keluarga Miskin di Jakarta Rp 3,8 Juta per Bulan

“Saya optimistis sektor properti akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan sebelum era pandemi. Apalagi rumah menjadi salah satu kebutuhan masyarakat. Lippo Group melalui anak usahanya, Lippo Karawaci (LPKR) terus berkontribusi meningkatkan pertumbuhan pasar properti di Indonesia,” kata John melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, pada Minggu (23/7/2023).

John mengatakan, selain stabilitas NPI, pemulihan pasar properti di dalam negeri juga tercermin dari hasil survei perbankan Bank Indonesia (BI) yang mengindikasikan penyaluran kredit baru pada triwulan II-2023 meningkat.

Hal tersebut tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru sebesar 94 persen. BI mencatat pertumbuhan kredit baru tersebut terjadi pada hampir seluruh jenis kredit, kecuali kredit investasi yang sedikit lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya.

“Sejak bulan Januari 2023 pasar properti kita mulai bergeliat. Saya optimistis pertumbuhan akan lebih tinggi hingga akhir tahun 2023. Apalagi situasi kondusif ini ditopang tren pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di kisaran 5%,” jelas dia.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), John mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan I - 2023 tercatat sebesar 5,03% (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 5,01% (yoy). 

Baca Juga: Tren Belanja Online Menurun Pascapandemi, Bagaimana Nasib Para Seller di E-Commerce?

Diperkirakan, pertumbuhan ekonomi tahun 2023 akan tetap kuat pada batas atas kisaran 4,5-5,3%, didorong perbaikan permintaan domestik dan tetap positifnya kinerja ekspor. Selain itu, inflasi terkendali sehingga menjadi mendorong Bank Indonesia mempertahankan tingkat suku bunga acuan sebesar 5,75%. 

“Terus terang, keputusan Bank Indonesia mempertahankan suku bunga sebesar 5,7% menjadi kabar baik bagi pelaku usaha di sektor properti. Kami mengapresiasi keputusan BI memperpanjang pelonggaran rasio loan to value (LTV),” jelas John.

Ia mengatakan, secara faktual pasar properti di Indonesia sangat menjanjikan, di mana angka backlog perumahan mencapai 12,71 juta. Upaya untuk mengatasi backlog diperlukan program 1,5 juta rumah per tahun agar dapat memenuhi kekurangan kebutuhan rumah.

“Harus ada solusi untuk mengatasi kesenjangan ini. Saya pikir diperlukan program 1,5 juta rumah per tahun sehingga backlog perumahan di Indonesia akan rampung pada tahun 2045,” jelas John.

Pada awal tahun 2023, salah satu anak usaha Lippo Group, yaitu Lippo Karawaci (LPKR) berhasil memanfaatkan momentum pertumbuhan sektor properti pada Kuartal I-2023, yang tecermin pada kinerja keuangan LPKR, yang mencetak laba bersih senilai Rp1,138 triliun. 

Berdasarkan laporan keuangan perseroan per 31 Maret 2023, LPKR mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp3,81 triliun atau naik 14,36% dibandingkan Rp3,33 triliun pada periode yang sama tahun 2022. 

Disebutkan, salah satu faktor pendongkrak kinerja perseroan adalah penjualan rumah tapak, unit Cendana Parc North dan unit Cendana Icon Premier, pada Triwulan I-2023.

Pada bagian lain, John secara eksplisit mengungkapkan tekad Lippo Group membangun infrastruktur kesehatan di Tanah Air melalui Siloam Hospitals Group (Siloam).

Dengan 41 rumah sakit di 23 kota di seluruh Indonesia yang merupakan jaringan rumah sakit swasta terbesar di Tanah Air yang didukung tim medis terdiri atas 2.700 dokter umum dan dokter spesialis, 10.000 orang perawat, dan staf pendukung yang melayani sedikitnya 2 juta pasien setiap tahunnya.

“Ini adalah bagian dari inovasi dan langkah strategis Lippo Group untuk berkontribusi bagi pembangunan ekonomi nasional,” pungkas John.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI