Ini Penjelasan Lengkap KAI Soal Kereta Api Tak Bisa Berhenti Mendadak

Achmad Fauzi Suara.Com
Jum'at, 21 Juli 2023 | 16:08 WIB
Ini Penjelasan Lengkap KAI Soal Kereta Api Tak Bisa Berhenti Mendadak
Petugas gabungan memeriksa rangkaian kereta api KA 112 Brantas relasi Pasar Senen - Blitar seusai bertabrakan dengan truk tronton bernomor polisi B 9934 IG di perlintasan kereta api JPL 6 Km 1+523 petak jalan Jerakah - Semarang Poncol, Madukoro Raya, Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (18/7/2023). [ANTARA FOTO/Makna Zaezar].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) menjawab pertanyaan publik terkait kereta api yang tidak bisa berhenti mendadak. KAI  menegaskan bahwa kereta api memang tidak bisa berhenti secara mendadak. 

Terdapat, alasan yang membuat kereta api tidak berhenti mendadak. Dijelaskan, secara sistem pengereman, kereta api butuh jarak pengereman agar bisa berhenti.

"Berbeda dengan transportasi darat pada umumnya, kereta api memiliki karakteristik yang secara teknis tidak dapat dilakukan pengereman secara mendadak. Untuk itu, kami menghimbau masyarakat agar lebih waspada dan berhati-hati sebelum melewati perlintasan sebidang," ujar VP Public Relations KAI Joni Martinus dalam keterangan dalam keterangannya, Jumat (21/7/2023).

Joni mengatakan, rem pada rangkaian kereta api bekerja dengan tekanan udara. Sistem kinerja rem pada roda dihubungkan ke piston dan susunan silinder. Mekanisme yang mengurangi tekanan udara di kereta api akan memaksa rem mengunci dengan roda.

Baca Juga: KAI Minta Maaf Usai Wanita Terperosok di Celah Peron KRL Stasiun Sudirman Viral

Jika tekanan dilepaskan secara tiba-tiba, maka akan menyebabkan pengereman yang tidak seragam, sehingga rem bekerja lebih dulu dari titik keluarnya udara. Pengereman yang tidak seragam dapat menyebabkan kereta atau gerbong tergelincir, terseret, bahkan terguling.

"Kami terus mengingatkan kembali, bahwa tata cara melintas di perlintasan sebidang adalah berhenti di rambu tanda "STOP", tengok kiri-kanan, apabila telah yakin aman, baru bisa melintas. Palang pintu, sirine dan penjaga perlintasan adalah alat bantu keamanan semata. Alat utama keselamatannya ada di rambu-rambu lalu lintas bertanda "STOP" tersebut. Jadi apabila masyarakat Ketika di perlintasan sudah melihat adanya kereta api walaupun masih jauh, maka seharusnya berhenti terlebih dahulu hingga kereta api tersebut lewat,” kata Joni.

Adapun, berikut faktor-faktor yang menyebabkan kereta api tidak dapat mengerem mendadak:

Panjang dan Berat Rangkaian Kereta Api

Ilustrasi kereta api, Gaji Masinis PT KAI. (Unsplash)
Ilustrasi kereta api, Gaji Masinis PT KAI. (Unsplash)

Hal yang menyebabkan kereta api tidak dapat berhenti mendadak adalah karena panjang dan bobot kereta api. Makin panjang dan berat rangkaiannya, maka jarak yang dibutuhkan kereta api untuk dapat benar-benar berhenti akan semakin panjang.

Baca Juga: 3 Cara Pembayaran KAI Access untuk Beli Tiket Kereta Api

Di Indonesia, rata-rata 1 rangkaian kereta penumpang terdiri dari 8-12 kereta (gerbong) dengan bobot mencapai 600 ton, belum termasuk penumpang dan barang bawaannya. Dengan kondisi tersebut, maka akan dibutuhkan energi yang besar untuk membuat rangkaian kereta api berhenti.

Sistem Pengereman

Pengereman yang dipakai pada kereta api di Indonesia pada umumnya menggunakan sistem jenis rem udara. Cara kerjanya adalah dengan mengompresi udara dan disimpan hingga proses pengereman terjadi. Saat masinis mengaktifkan sistem pengereman, udara tadi akan didistribusikan melalui pipa kecil di sepanjang roda dan membuat friksi pada roda. Friksi ini yang akan membuat kereta berhenti.

Walaupun kereta api telah dilengkapi dengan rem darurat, rem ini tetap tidak bisa berhenti mendadak. Rem ini hanya menghasilkan lebih banyak energi dan tekanan udara yang lebih besar untuk menghentikan kereta lebih cepat. 

Jadi, meskipun masinis telah melihat ada yang menerobos palang kereta, selanjutnya melakukan proses pengereman, maka tetap akan membutuhkan suatu jarak pengereman agar benar – benar berhenti. Hal inilah yang nantinya menyebabkan kejadian tabrakan, apabila jarak pengereman tidak terpenuhi.

Berikut faktor yang berpengaruh pada jarak pengereman yaitu:

  1.  Kecepatan kereta api. Semakin tinggi kecepatan kereta api, maka semakin panjang jarak pengereman
  2. Kemiringan/lereng (gradient) jalan rel (datar, menurun, atau tanjakan)
  3. Persentase pengereman yang diindikasikan dengan besarnya gaya rem
  4. Jenis kereta api (kereta penumpang/barang)
  5. Jenis rem (blok komposit/blok besi cor)
  6. Kondisi cuaca
  7. Dan berbagai faktor teknis lainnya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI