Suara.com - Peneliti dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad mengomentari kemeja garis hitam putih yang dipakai Ganjar Pranowo selama masa kampanye.
Kemeja tersebut merupakan hasil desain dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk Ganjar.
Menurut dia, penggunaan kemeja itu sebagai pembuktian diri Ganjar bahwa dia bukan hanya milik partai politik, dalam hal ini PDIP.
"Ya (bukan hanya milik partai), mau tidak mau Ganjar harus menjadi milik semua. Satu partai tidak akan cukup menjadikan dia presiden," ujar Saidiman saat dihubungi, Kamis (20/7/2023).
Baca Juga: Gibran Disebut-sebut Bakal Jadi Salah Satu Faktor Elektabilitas Ganjar Pranowo
Menurut dia, kemeja yang dipakai Ganjar itu bermotif lurik-lurik yang mengingatkan akan baju khas Jawa, khusunya Yogyakarta.
"Namun dengan warna hitam dan putih. Mungkin ini ingin memberi kesan dekat dengan lokalitas (masyarakat tradisional), namun pada saat yang sama, dan pada saat yang sama lebih terbuka," kata dia.
Di sisi lain, Saidiman mengakui simbol PDIP tidak ditinggalkan sama sekali dalam baju tersebut.
"Karena hitam dan putih juga cukup menonjol dalam lambang atau bendera partai itu (PDIP)," kata dia.
Saidiman menuturkan yang paling menarik dari kemeja itu ialah hasil desain langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Baca Juga: LHKPN Trio Capres Ganjar, Anies dan Prabowo: Siapa Paling Patuh Lapor Kekayaan?
"Ini bisa dimaknai bahwa Ganjar memang tokoh yang secara politik paling dekat dengan Jokowi bahkan mungkin tokoh yang dipersiapkan melanjutkan pemerintahan selanjutnya," ujar dia.
Ganjar Pranowo memperkenalkan baju identitas kampanyenya yakni kemeja garis-garis hitam-putih. Dia menyatakan kemeja ini dirancang oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang juga kader PDIP.
"Pak Jokowi memberikan desain baju yang saya pakai ini," kata Ganjar kepada para wartawan di Senayan, Jakarta, Rabu (19/7).
Dia menjelaskan saat masih berbicara di panggung depan relawan, suatu ketika dia bertemu Jokowi.
Kemudian, Jokowi memberikan kertas. Kertas inilah yang isinya desain kemeja garis-garis hitam-putih.
"Sampai pada akhirnya beliau (Jokowi) menyampaikan selembar kertas kepada saya, 'Pak Ganjar, mungkin ini bagus.'," kata Ganjar.