Suara.com - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastutu membantah pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan yang saat ini masih bertugas di Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Dalam sebuah kesempatan di Gedung KPK, Selasa (18/7/2023) Luhut menyatakan bakal meminta klarifikasi dari Bank Dunia karena lembaga tersebut merilis laporan yang menyatakan Indeks Kineja Logistik (LPI) Indonesia turun drastis dari peringkat 46 ke peringkat 63 tahun ini.
Luhut menambahkan klarifikasi penurunan peringkat ini dibutuhkan karena penilaian Bank Dunia ternyata bertentangan dengan upaya pembangunan dan konektivitas yang selama ini dilakukan Indonesia.
Namun demikian, Luhut mengaku bahwa pihaknya tidak akan menutup diri jika memang harus ada perbaikan atau kritik dari luar kendati penyampaiannya tetap harus transparan.
Luhut tak memungkiri bahwa kritik atas logistik tanah air tidak hanya datang dari Bank Dunia. Selama ini dirinya sudah sering mendengar masyarakat membandingkan kualitas pelabuhan Indonesia dan pelabuhan di Malaysia, Singapura, atau negara-negara Asia Tenggara lain.
Padahal di sisi lain, pemerintah telah berhasil menekan biaya logistik sehingga masyarakat pemakai pelabuhan pun bisa berhemat.
Dia sempat menyinggung Singapura sebagai negara dengan skor LPI terbaik di Asia Tenggara. Walau demikian, Luhut menekankan bahwa negara Singapura yang kecil, dengan penduduk hanya sekitar enam juta, dan hanya memiliki satu pelabuhan tidak bisa dibandingkan dengan kondisi wilayah Indonesia.
Susi Bantah Luhut
Salah satu orang yang mengkritik pembangunan Luhut adalah Susi Pudjiastuti. Pemilik Maskapai Susi Air ini menyebut bahwa meski ada pembangunan, konektivitas transportasi di Indonesia masih perlu dibenahi.
Baca Juga: Minta Ketua KPK Firli Bahuri Usut Perkara Ekspor Ore Nikel Ilegal, Luhut: Itu Tidak Susah
“Bila jujur mengakui, sjk 2020 conectivity di dlm pulau2 besar,antar plau besar di Indonesia menurun drastis.Ex:dulu dr Banjarmasin ke Palangkaraya/ Balikpapan. Bengkulu Palembang/ tanjungkarang terhubung langsung skrang semua harus ke jakarta dulu!!,” ujar Susi mengutip akun Twitter pribadinya @susipudjiastuti.
Tidak hanya itu, Susi mengkritik biaya transportasi yang makin membengkak meskipun jumlah bandara bertambah. “Begitu juga daerah2 lainnya.
Bandara baru bertambah tapi penerbangan berkurang. Biaya makin tinggi waktu makin lama. Biaya tranaportasi lautpun bertambah. kontainer Kupang jakarta jauh lebih mahal daripada Darwin jakarta dll,” imbuh Susi di akun pribadinya tersebut.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni