Suara.com - Presiden Jokowi dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto belum lama ini membahas terkait pengembangan industri pertahanan. Di mana salah satunya opsi pemindahan PT Pindad dan PT Dirgantara Indonesia ke kawasan industri di Subang, Jawa Barat, agar lebih dekat dengan Bandara Kertajati.
"Bagaimana ketika di Kertajati, Bapak Presiden menginginkan adanya Pindad dan PT DI itu pindah ke kawasan industri Subang supaya terpadu. Karena lokasi Pindad dan PT DI itu sudah di tengah kota," kata Erick saat menghadiri Festival Hijriah 1 Muharram 1445 H di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (19/7/2023) lalu.
Erick Thohir menuturkan, guna menindaklanjuti pembahasan dengan Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo itu. Bersama dengan Wakil Menteri BUMN yang baru dilantik, Rosan Roeslani, pihak terkait akan segera meneruskan rencana pengembangan industri pertahanan.
Rosan Roeslani, yang masih menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk AS, diminta Erick untuk menindaklanjuti kerja sama pembelian sejumlah alat pertahanan.
Baca Juga: Jokowi Mau Pindahkan PT Pindad dan PT DI ke Subang, Jawa Barat
"Saya tidak tahu detailnya, tapi pembelian beberapa alat yang dibutuhkan Indonesia, seperti helikopter dan lainnya. Saya bukan ahlinya, jadi saya cuma mempersiapkan industrinya," kata dia, dikutip dari Antara.
Erick menegaskan, pembangunan industri pertahanan tidak bermaksud untuk melakukan penyerangan, tetapi sebagai upaya mempersiapkan pertahanan di dalam negeri.
Dalam pertemuan tersebut, mereka juga membahas rencana untuk meninjau pabrik peluru di Turen, Malang, Jawa Timur sebagai fasilitas terbaru yang diperlukan.
Erick menegaskan bahwa pertemuan tersebut adalah hal yang wajar dan biasa saja dalam konteks melibatkan presiden dan jajaran menterinya, tidak ada keterkaitan dengan politik atau agenda pemilihan presiden. Hal ini dilakukan untuk mempercepat pengembangan berbagai macam industri, mengingat pemerintahan saat ini tinggal satu tahun lebih sebelum berakhir.
Baca Juga: Serba-serbi Tol Cisumdawu, Penunjang Bandara Kertajati Telan Anggaran Rp 18,3 Triliun