Penjualan Ritel AS Picu Nilai Tukar Dolar Menguat Signifikan

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 19 Juli 2023 | 07:39 WIB
Penjualan Ritel AS Picu Nilai Tukar Dolar Menguat Signifikan
Petugas menunjukkan mata uang Dolar AS di tempat penukaran uang Dolar Indo, Jakarta, Kamis (20/10/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dolar AS pulih dari level terendah 15 bulan terhadap sejumlah mata uang utama pada akhir perdagangan Rabu (19/7/2023) pagi WIB.

Penguatan ini terjadi setelah penjualan ritel inti AS mengalami kenaikan yang signifikan pada bulan Juni, sementara investor menantikan keputusan suku bunga Federal Reserve minggu depan.

Indeks dolar, yang mengukur nilai dolar terhadap enam mata uang utama lainnya, naik sebesar 0,10 persen di angka 99,9385 pada akhir perdagangan. Dolar terus berupaya untuk bertahan di atas level 100, karena para pedagang bereaksi terhadap laporan penjualan ritel AS.

Juni lalu, penjualan ritel di Amerika Serikat meningkat sebesar 0,2 persen menjadi 689,5 miliar dolar AS, menurut laporan dari Biro Sensus AS pada Selasa (18 Juli 2023). 

Baca Juga: Sosok Don Adam, Viral Foto Bareng Tumpukan Uang Dolar Diduga Terkait Korupsi BTS

Meskipun kenaikan ini lebih lambat dari Mei dan April, peningkatan harga konsumen sebesar 0,2 persen bulan lalu menunjukkan bahwa pengeluaran masyarakat Amerika tetap meningkat, meskipun tidak melebihi inflasi.

Namun, penjualan inti menunjukkan pertumbuhan yang lebih kuat. Jika tidak termasuk penjualan mobil, bensin, bahan bangunan, dan jasa makanan, penjualan ritel naik sebesar 0,6 persen pada bulan Juni. Data untuk bulan Mei juga direvisi sedikit naik, menunjukkan peningkatan penjualan ritel inti sebesar 0,3 persen dari laporan sebelumnya yang mencatat 0,2 persen.

Sementara itu, produksi industri di Amerika Serikat mengalami penurunan sebesar 0,5 persen selama dua bulan berturut-turut pada bulan Juni, seperti yang diungkapkan oleh laporan bulanan dari Federal Reserve pada Selasa (18 Juli 2023).

Indeks Pasar Perumahan juga mengalami pertumbuhan dari 55 pada bulan Juni menjadi 56 pada bulan Juli, menurut National Association of Home Builders.

Meskipun demikian, pejabat Federal Reserve masih bertujuan untuk meningkatkan suku bunga ke level tertinggi dalam 22 tahun pada pertemuan 25-26 Juli mendatang. Namun, beberapa analis memperingatkan bahwa dolar AS dapat segera mengalami penurunan kembali menyusul semua kenaikan yang terjadi setelah masa pandemi.

Baca Juga: Rupiah Pukul Mundur Dolar AS di Level Rp14.966 Sore Ini

"Seperti yang terjadi pada Januari/Februari sebelum krisis Silicon Valley Bank, pasar mengantisipasi puncak suku bunga AS dan tingkat penyempitan lebih lanjut. Jika tidak ada yang mengurangi harapan ini, saya perkirakan indeks dolar akan mendekati, tetapi tidak sampai pada titik terendah di akhir tahun 2020," kata Kit Juckes, ahli strategi makro di Societe Generale.

Pada akhir perdagangan di New York, euro mengalami penurunan menjadi 1,1228 dolar AS dari 1,1242 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris juga mengalami penurunan menjadi 1,3045 dolar AS dari 1,3082 dolar AS pada sesi sebelumnya.

Sementara itu, dolar AS menguat menjadi 138,8750 yen Jepang, dibandingkan dengan 138,6470 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS mengalami penurunan menjadi 0,8576 franc Swiss dari 0,8600 franc Swiss, dan juga mengalami penurunan menjadi 1,3174 dolar Kanada dari 1,3184 dolar Kanada. Dolar AS juga menurun menjadi 10,2135 krona Swedia dari 10,2316 krona Swedia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI