Suara.com - Kereta Cepat Jakarta – Bandung (KCJB) diperkirakan bakal bisa digunakan oleh masyarakat umum pada Agustus 2023 mendatang. Dengan molornya pembangunan kereta ini, pembengkakan modal tak bisa dihindari. Perkiraan waktu balik modal kereta cepat pun bakal makin panjang.
Untuk diketahui biaya pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung tembus Rp117 triliun. Biaya ini mengalami pembengkakan karena molornya waktu pembangunan dan bunga pinjaman yang terus meroket.
Sejumlah pengamat bahkan menyebutkan Indonesia tak akan bisa membayar utang pembangunan Kereta Cepat yang disediakan oleh China tersebut. Lantas berapa perkiraan waktu balik modal kereta cepat Indonesia?
Jika hanya dihitung dari tarif penumpang, Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi pernah menyebutkan pihaknya sudah mendapatkan rekomendasi dari Kementerian Perhubungan terkait dengan harga tiket Kereta Cepat Jakarta Bandung.
Baca Juga: Braakkk! Mbah Ngatinem Meninggal Dunia Usai Tertabrak Kereta Api di Dekat Stasiun Palur
“Sebisa mungkin Rp250.000,” kata dia di Stasiun Halim Jakarta Timur, Kamis (22/6/2023).
Kendati demikian, keputusan harga tiket ini belum final karena ada rencana penjualan tiket bundling dengan moda transportasi di bawah PT KAI. Selain itu, penetapan harga juga akan melihat permintaan pasar. Jika melihat harga tiket kereta Jakarta-Bandung lainnya yakni Argo Parahyangan, tiket kereta eksekutif tersebut adalah Rp250.000 di akhir pekan dan Rp200.000 di hari biasa.
Melansir website resmi kcic.co.id, kapasitas kereta cepat ditetapkan sebanyak 601 penumpang dengan pembagian 3 kelas yakni kelas VIP dengan total 18 penumpang, kelas 1 dengan total 28 penumpang dan kelas 2 dengan total 555 penumpang.
Sejauh ini pemerintah belum memerinci tarif untuk tiap-tiap kelas dan waktu tunggu atau headway jika kereta cepat akan beroperasi lebih dari sekali sehari.
Dari data-data tersebut Suara.com mencoba mensimulasikan pendapatan kereta cepat dari sektor penumpang jika sejak awal pengoperasiannya kapasitas selalu penuh.
Anggaplah tidak ada kelas sehingga setiap satu orang penumpang akan dikenai tarif Rp250.000. Kemudian kereta akan beroperasi sekali pulang-pergi per hari sehingga dalam sehari bisa mengangkut 1.202 penumpang.
Dengan demikian, penghitungan pendapatan adalah 1.202 x Rp250.0000 yakni Rp300.500.000 per hari. Untuk menutupi biaya pembangunan Rp117 triliun maka dibutuhkan waktu setidaknya 389.351 hari atau sekitar 1.066 tahun.
Biaya ini belum termasuk biaya perawatan yang mungkin saja diambilkan dari tiket penumpang. Namun, kebijakan mengenai kereta cepat terus bergulir sehingga masih menarik untuk disimak.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni