Sekjen PBB Peringatkan Pembangunan Berkelanjutan Terancam Gagal

M Nurhadi Suara.Com
Selasa, 18 Juli 2023 | 07:46 WIB
Sekjen PBB Peringatkan Pembangunan Berkelanjutan Terancam Gagal
Arsip - Sekjen PBB Antonio Guterres memberi keterangan pers setelah rapat Dewan Keamanan PBB untuk membahas krisis Ukraina-Rusia, di New York City, Amerika Serikat (23/2/2022). [ANTARA/Reuters/Carlo Allegri/foc]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekjen PBB, Antonio Guterres pada Senin (17/7/2023) lalu mengeluarkan peringatan tentang risiko pembangunan berkelanjutan saat ini dan mendesak semua pemerintah untuk mengambil tindakan lebih intensif sebagai respons terhadap kondisi tersebut.

Dalam pidatonya pada pembukaan segmen menteri dari Forum Politik Tingkat Tinggi tentang Pembangunan Berkelanjutan (HLPF) di markas besar PBB di New York, Sekjen PBB menyatakan bahwa kemajuan dalam mencapai Agenda 2030 saat ini dalam bahaya.

Setelah setengah jalan menuju tenggat waktu 2030, dunia sepenuhnya keluar jalur. Laporan Kemajuan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Edisi Khusus menggambarkan gambaran yang jelas tentang kondisi tersebut.

Sekjen PBB menyoroti bahwa kemajuan dalam mencapai sepenuhnya setengah dari semua target SDGs masih lemah dan tidak memadai.

Baca Juga: Panji Gumilang Lawan Balik! Berani Gugat MUI Rp 1 Triliun hingga Ancam Ngadu ke PBB

Hampir sepertiga target mengalami kemacetan atau kemunduran. Emisi gas rumah kaca terus meningkat, ketidaksetaraan masih berlanjut, dan tingkat kelaparan kembali mencapai level tahun 2005. Bahkan, kesetaraan gender masih memerlukan waktu 300 tahun lagi. Selain itu, kemiskinan ekstrem diperkirakan masih akan menimpa hampir 600 juta orang pada tahun 2030.

Guterres juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap kurangnya ambisi, urgensi, dan solidaritas, serta masalah keuangan yang banyak negara hadapi.

Banyak negara menghadapi jurang keuangan untuk mencapai SDGs, dan kesenjangan pendanaan tahunan semakin meningkat dari 2,5 triliun dolar AS sebelum pandemi menjadi sekitar 4,2 triliun dolar AS.

Sekjen PBB mencatat bahwa janji bantuan pembangunan resmi dan pendanaan iklim belum sepenuhnya ditepati. Banyak pemerintah tenggelam dalam utang, dan negara-negara berkembang menghadapi biaya pinjaman yang sangat tinggi. Bahkan, 52 negara berada dalam risiko gagal bayar tanpa sistem keringanan utang yang efektif.

Guterres mengajak masyarakat internasional untuk segera mengambil tindakan terkoordinasi guna mencapai SDGs sesuai jalurnya, termasuk dalam KTT Sistem Pangan dan KTT Ambisi Iklim.

Baca Juga: GWS PT PBB! Suporter Militan, VPC Bakal Absen di Laga Persib Bandung vs Dewa United

Dia meminta setiap pemerintah untuk datang dengan rencana dan janji yang jelas untuk memperkuat tindakan di negara mereka hingga tahun 2030, terutama dalam mengurangi kemiskinan dan ketidaksetaraan pada tahun 2027 dan 2030.

Pada KTT SDGs yang dijadwalkan pada September, Guterres menyatakan bahwa dunia perlu memberikan energi baru kepada masyarakat sipil, bisnis, dan pihak lain untuk mendukung tujuan SDGs. KTT tersebut juga harus menghasilkan deklarasi politik yang kuat dan memperbaharui janji SDGs, membuka jalan bagi kemajuan lebih cepat dalam transisi kunci SDGs.

Sekjen PBB juga menyoroti kegagalan sistem keuangan internasional saat ini dan menyerukan perubahan dalam arsitektur keuangan global agar berfungsi sebagai jaring pengaman global untuk semua negara dan memberikan akses ke pembiayaan jangka panjang yang terjangkau.

Ia telah mendorong momen Bretton Woods yang baru dan menyajikan Ringkasan Kebijakan untuk merancang ulang arsitektur keuangan global agar lebih responsif terhadap kebutuhan negara-negara dalam menghadapi guncangan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI