Tingkatkan Kapasitas Startup Wilayah Timur Indonesia Lewat Program Inkubasi dari GSMA dan Instellar Indonesia

Iwan Supriyatna Suara.Com
Senin, 17 Juli 2023 | 06:59 WIB
Tingkatkan Kapasitas Startup Wilayah Timur Indonesia Lewat Program Inkubasi dari GSMA dan Instellar Indonesia
GSMA Mobile Innovation Hub (GSMA MIH) berkolaborasi dengan Instellar Indonesia menghadirkan GSMA Mobile Innovation Hub.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Dengan cadangan panas bumi dan nikel terbesar di dunia, tenaga air yang signifikan dan lahan untuk pembangkit tenaga surya, Indonesia memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan energi terbarukan.

Bahkan Indonesia wilayah Timur memiliki potensi yang cukup besar, misalnya dengan kekayaan perairan yang baik, Papua memiliki potensi yang besar untuk energi hidro. Nusa Tenggara Timur dengan tingkat radiasi yang lebih tinggi memiliki potensi energi surya yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan energi hijau.

Sayangnya, kekayaan alam yang melimpah ini belum dapat dimaksimalkan oleh Indonesia untuk melakukan transisi energi secara berkelanjutan. Terlebih banyak potensi energi hijau dari wilayah bagian timur Indonesia yang belum mampu dikembangkan untuk mendukung cita-cita Indonesia menjadi 23 persen energi terbarukan dari total bauran pada tahun 2025 mendatang.

Hal inilah yang mendorong GSMA dan Instellar Indonesia untuk mendorong peningkatan kapasitas startup dari wilayah timur Indonesia agar menjadi enabler dalam mengembangkan energi terbarukan.

Baca Juga: PGN-Pertamina NRE Gali Potensi Kembangkan Energi Rendah Karbon dan Terbarukan

Untuk mendukung peningkatan kapasitas startup tersebut, GSMA Mobile Innovation Hub (GSMA MIH) berkolaborasi dengan Instellar Indonesia menghadirkan GSMA Mobile Innovation Hub: Energy Action for Sustainable Transformation (GSMA MIH EAST), program inkubasi secara online dan offline selama tiga bulan yang memberikan pendampingan dan peningkatan kapasitas seperti go-to market strategy, sustainability roadmap dan pitch dengan value proposition yang kuat untuk masyarakat luas.

Melalui program GSMA MIH EAST ini, para pendiri perusahaan rintisan yang fokus pada bidang energi bisa mempertajam ide dan strategi bisnis yang dimilikinya agar mampu menjawab tantangan iklim global sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah timur Indonesia.

“Kami melihat bahwa dukungan terhadap perusahaan rintisan pada sektor energi masih terbatas. Padahal sebagai salah satu pusat kekuatan ekonomi digital di Asia Tenggara, dukungan terhadap perusahaan rintisan yang bergerak pada sektor energi sangat dibutuhkan. Program GSMA MIH EAST merupakan salah satu contoh konkret yang baik dalam memberikan dukungan kepada para startup yang fokus pada bidang energi guna mendukung Indonesia melakukan peralihan ke energi terbarukan yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih berkelanjutan,” kata Romy Cahyadi, CEO Instellar Indonesia dalam keterangannya, ditulis Senin (17/7/2023).

GSMA MIH EAST memilih 10 perusahaan rintisan untuk mengikuti kegiatan inkubasi, yakni Azura Indonesia, Biojel, Catalyzon, Cells, Crustea, GAWIREA, Interestech Indonesia (e-kanaXin), Kuantek, Water Coin dan Rubboto. Program GSMA MIH EAST mendapatkan sambutan positif dari para pendiri perusahaan rintisan.

“Program GSAM MIH EAST ini sangat membantu kami dalam mempertajam pendekatan yang kami lakukan untuk memberdayakan perempuan melalui pendidikan nonformal untuk menggunakan energi terbarukan sebagai sumber pendapatan dan menjadi desa lebih mandiri secara ekonomi dan lestari dengan energi terbarukan. Terima kasih atas pembekalan yang diberikan dan ini sangat bermanfaat bagi perjuangan kami dalam memberikan solusi untuk menjawab tantangan dan iklim global melalui inovasi digital,” kata CEO GAWIREA, Andi Rosita Dewi.

Baca Juga: Startup Deliveree di Batam Wujudkan Digitalisasi dengan Teknologi AI

Sementara CELLS yang bergerak dalam penyediaan produk energi alternatif terutama biomassa juga turut merasa terbantu dengan program ini.

“Program EAST adalah salah satu contoh yang baik bagaimana keberpihakan bagi startup yang bergerak di bidang energi bersih menjadi sangat penting, lewat peningkatan kapasitas. Ini membantu kami untuk lebih tajam dalam mengembangkan program untuk mengolah kelebihan pasokan tempurung kelapa dan sekam padi, CELLS berencana mengurangi penggunaan batu bara dengan menyediakan layanan co-firing,” kata Founder CELLS, Ahmad Amiruddin.

Kuantek yang berfokus pada produksi teknologi tepat guna berbasis energi baru terbarukan untuk desa-desa pesisir, daratan dan pulau-pulau kecil juga memberikan sambutan positif terhadap program GSMA MIH EAST dimana sangat bermanfaat dalam mengembangkan strategi bisnisnya.

“Aktivitas yang berlangsung di program EAST melengkapi strategi kami untuk mentransformasi pengelolaan energi bersih secara lebih menyeluruh,” kata Founder Kuantek, Ben Vasco Tarigan.

Melalui program intensif bernama GSMA MIH Energy Action for Sustainable Transformation (EAST) ini, para pendiri startup tahap awal dan eksekutif tingkat atas di sektor energi bersih dibekali pengembangan kapasitas dengan berfokus pada kebutuhan pasar, dan akses kepada investor atau pemodal yang tertarik untuk berinvestasi pada sektor energi bersih.

Kerjasama ini dijalankan melalui GSMA MIH dan dikembangkan melalui kemitraan dengan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) yang ditugaskan oleh Kementerian Federal Jerman untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI