Suara.com - Nikuba, alat yang dapat mengkonversi air menjadi bahan bakar kendaraan tengah jadi perbincangan banyak kalangan. Terlebih, si empu dari alat tersebut Aryanto Misel mengklaim, dua pabrikan otomotif terkenal dari Italia, Ferrari dan Lamborghini, tertarik dengan teknologi ini.
Namun, klaim tersebut belakangan dibantah oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), yang menyatakan bahwa tidak ada satupun pabrikan dari Italia yang menunjukkan minat untuk membeli 'karya' dari seorang pria asal Cirebon tersebut.
"Seperti di Italia kemarin, tidak ada yang menunjukkan minat," ungkap Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN, Haznan Abimanyu, di kantornya yang berlokasi di kawasan Jakarta Pusat pada Jumat (14/7/2023) lalu.
Terkait teknologi tersebut, pendiri Tesla sekaligus orang terkaya di dunia, Elon Musk pernah secara terang-terangan menyebut, sulit untuk merealisasikan air sebagai bahan bakar kendaraan.
Baca Juga: Inovasi EBT, Pertamina Bersama Toyota Kembangkan Ekosistem Mobil Berbasis Hidrogen
Elon Musk saat menghadiri 'Financial Times Future of the Car Summit' pada tahun 2022 lalu mengatakan kepada CNBC bahwa secara tegas menolak ide penggunaan air atau hidrogen sebagai bahan bakar dan menyebutnya sebagai ide konyol.
Musk menjelaskan bahwa hidrogen sebagai bahan bakar tidak ada secara alami di bumi. Oleh karena itu, untuk mendapatkan bahan bakar hidrogen ini, diperlukan teknik pengolahan air yang rumit dan tidak efisien.
Menurutnya, memecah air menjadi hidrogen dan oksigen melalui elektrolisis atau pemecahan hidrokarbon membutuhkan banyak energi, yang sangat tidak efisien.
Ditambah lagi, hidrogen perlu disimpan dalam tekanan yang sangat tinggi dalam tabung khusus. Proses ini juga memakan banyak energi.
Ia menambahkan, usaha untuk mengubah air menjadi hidrogen dan menyimpannya dengan efisiensi yang sangat rendah membuat hidrogen menjadi salah satu bahan bakar yang kurang praktis untuk dikembangkan.
Baca Juga: Dituding Tak Bayar Pesangon, Eks Karyawan Tuntut Elon Musk Rp7,4 Triliun
Kesimpulannya, jumlah energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan hidrogen dan mengubahnya menjadi bentuk cair sangatlah besar, dan menilai ini sebagai hal yang tidak masuk akal untuk penyimpanan energi.