Neraca Perdagangan Indonesia Juni 2023 Diyakini Surplus USD1,33 Miliar

M Nurhadi Suara.Com
Jum'at, 14 Juli 2023 | 16:49 WIB
Neraca Perdagangan Indonesia Juni 2023 Diyakini Surplus USD1,33 Miliar
Suasana bongkar muat pelabuhan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ekonom dari Bank Mandiri, Faisal Rachman meyakini, neraca perdagangan Indonesia pada bulan Juni 2023 akan mencatatkan surplus sebesar 1,33 miliar dolar AS.

"Dibandingkan dengan surplus sebesar 0,44 miliar dolar AS pada bulan Mei 2023, surplus pada bulan Juni 2023 mengalami peningkatan, meskipun tetap berada di bawah tren dua tahun terakhir," ujar Faisal dalam pernyataan resmi di Jakarta pada hari Jumat (14/7/2023).

Dia memprediksi bahwa pada bulan Juni 2023, ekspor akan mengalami penurunan sebesar 22,36 persen secara tahunan, sementara impor akan mengalami penurunan sebesar 9,67 persen secara tahunan.

Diperkirakan bahwa ekspor dan impor pada bulan Juni 2023 akan melemah dibandingkan dengan posisi pada bulan Mei 2023, di mana ekspor tumbuh sebesar 0,96 persen secara tahunan dan impor tumbuh sebesar 14,35 persen secara tahunan.

Baca Juga: 3 KRL Baru Buatan Jepang Ditarget Tiba di Indonesia Mulai Tahun Depan

"Penurunan aktivitas perdagangan ini disebabkan oleh tingginya tingkat perdagangan pada bulan Mei 2023 yang dipengaruhi oleh keterlambatan pengiriman setelah libur Lebaran," katanya.

Faisal juga menyebutkan bahwa penurunan harga batu bara dan minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO), yang merupakan komoditas ekspor utama Indonesia, terus terjadi pada bulan Juni 2023.

Indonesia juga terdampak oleh penurunan aktivitas manufaktur di China yang terlihat dari penurunan nilai ekspor China dalam dolar AS sebesar 12,4 persen secara tahunan, serta penurunan impor sebesar 6,8 persen secara tahunan.

Namun demikian, Faisal memperkirakan bahwa neraca transaksi berjalan Indonesia pada tahun 2023 akan menunjukkan defisit yang dapat dikendalikan, yaitu sebesar minus 0,65 persen dari produk domestik bruto (PDB), menurun dari surplus 0,99 persen dari PDB pada tahun 2022.

"Ke depan, kinerja ekspor diperkirakan akan menurun akibat penurunan harga komoditas yang dipicu oleh melemahnya permintaan global. Sebaliknya, kinerja impor diperkirakan akan lebih baik daripada ekspor, didukung oleh ketahanan ekonomi domestik yang tetap terjaga," jelasnya.

Baca Juga: RI Mau Impor 50 Ribu Ekor Sapi dan 300 Ribu Ton Kedelai dari Afrika Selatan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI