Menteri ESDM Optimis Sumber EBT Indonesia Mampu Optimalkan Ketahanan Energi Nasional
Menteri ESDM Arifin Tasrif optimis potensi energi baru dan terbarukan (EBT) mampu dioptimalkan untuk mendukung ketahanan energi nasional.
Suara.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif optimis potensi energi baru dan terbarukan (EBT) mampu dioptimalkan untuk mendukung ketahanan energi nasional. Termasuk dalam upaya terkait pencapaian target bauran EBT.
Hal itu disampaikan dalam Indonesia EBTKE Conference and Exhibition (ConEx) 2023. Menteri Arifin juga menegaskan agar semua sumber EBT di Indonesia dapat dimanfaatkan, termasuk membangun infrastruktur yang mendukung untuk menyalurkan semua potensi.
Di antaranya potensi EBT tersebut, yakni berasal dari energi surya, bayu (angin), hidro, bioenergi, panas bumi, dan laut. Adapun total potensinya diperkirakan mencapai 3.689 gigawatt (GW).
"Semua sumber-sumber energi baru terbarukan kita dapat kita manfaatkan kalau kita bisa membangun infrastruktur yang mendukung, infrastruktur yang bisa menyalurkan semua potensi sumber untuk bisa termanfaatkan," ujar Arifin ditulis Kamis (13/7/2023).
Baca Juga: Target Ambisius Prabowo: Indonesia Incar 100 Persen Energi Bersih dalam Beberapa Tahun
Dijelaskan Arifin, Indonesia menargetkan capaian bauran energi di 2030. Dengan target mencapai zero emission di 2060. Bahkan target ini telah diprogram baik, sehingga dibutuhkan berbagai upaya ekstra ke depan.
Lebih lanjut, Arifin mengatakan pemerintah juga telah memiliki beberapa kebijakan dalam mendorong pemanfaatan EBT, salah satunya melalui Rancangan Undang-Undang Energi Baru Energi Terbarukan (RUU EBET). Upaya ini nantinya menjadi landasan utama untuk Indonesia bisa melakukan transisi energi lebih cepat.
"Nanti akan memudahkan usaha di bidang EBT, kemudian juga bisa memanfaatkan sumber-sumber daya yang ada," kata Arifin Tasrif menegaskan.
Kerja Sama PLN dan Astra
Semangat mempercepat transisi energi menjadi pembahasan pentih dalam EBTKE ConEx 2023 ini. Salah satunya dengan adanya Nota Kesepahaman antara PT PLN (Persero) dengan Grup Astra.
Baca Juga: Turunkan Emisi Karbon, Pemerintah Genjot Investasi Energi Baru Terbarukan
Adapun kerja sama antara PLN dan PT Astra International Tbk (Astra) untuk mempercepat transisi energi bersih. Yakni, melalui pemasangan PLTS Atap dan pengembangan infrastruktur kendaraan listrik (electric vehicle/EV).
Kesepakatan antara PLN dan Astra mencakup rencana kerja sama pengembangan program Green Energy, pertukaran ilmu dan pengembangan ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB). Serta, penyediaan layanan PLTS Atap dan Renewable Energy Certificate (REC) sebagai bentuk komitmen dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs).
PLN bersama Astra juga berkomitmen untuk mendukung akselerasi penggunaan EBT melalui pemasangan PLTS Atap di 94 lokasi yang tersebar di Indonesia dengan total kapasitas 10,94 megawatt peak (MWp).
Pada kesempatan ini, PLN bersama PT Astra Otoparts Tbk (Astra Otoparts) juga melakukan kerja sama dalam bentuk pengembangan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Indonesia. Kerja sama ini sebagai langkah awal Astra Otoparts untuk memperkuat eksistensi di ekosistem elektrifikasi.
Astra melalui anak perusahaannya, PT Energia Prima Nusantara (EPN), juga memercayakan penyediaan PLTS Atap sebesar 37,3 MWp kepada PLN melalui PT Indonesia Comnets Plus (PLN Icon Plus) sebagai mitra yang akan memastikan ketersediaan layanan PLTS Atap, prosedur perizinan yang baik, perawatan operasional, dan aplikasi terintegrasi untuk memenuhi kebutuhan PLTS Atap Grup Astra.
EPN dengan PLN Icon Plus bersepakat untuk mengembangkan implementasi solar photovoltaic (PV) Rooftop di Indonesia untuk mendukung tercapainya target bauran EBT sebesar 23 persen pada 2025. Yakni, melalui penyediaan sistem monitoring performa PV Rooftop yang komprehensif dan pengoptimalan kapasitas PV Rooftop terpasang.