Suara.com - Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan menyebutkan penguatan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur pada Juni 2023 menjadi bukti bahwa sentimen pelaku usaha tetap optimistis.
"Peningkatan PMI manufaktur nasional di bulan Juni ini menunjukkan sentimen pelaku usaha masih cukup optimistis, meskipun dihadapkan dengan dinamika perlambatan ekonomi dunia saat ini," kata Kepala BKF Febrio Kacaribu dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (4/7/2023).
Febrio menjelaskan tingkat permintaan yang masih bertahan serta meningkatnya kapasitas produksi dan kebutuhan tenaga kerja mendorong pertumbuhan PMI manufaktur yang tetap ekspansif.
"Kondisi ini perlu terus dijaga untuk menopang keberlanjutan tren positif pertumbuhan ekonomi dan pembukaan lapangan kerja dalam jangka pendek," tambah dia.
Baca Juga: Per Mei 2023, Utang Pemerintah Turun, Ini Faktor Pendorongnya
Hasil survei PMI Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global pada bulan Juni menyentuh posisi ekspansif 52,5 dari sebelumnya 50,3 pada Mei 2023.
Dengan capaian tersebut, sektor manufaktur Indonesia secara konsisten ekspansif selama 22 bulan berturut-turut sejak September 2021.
Sejalan dengan BKF, S&P Global juga menyebut kenaikan permintaan dan peningkatan produksi menjadi faktor yang mendorong penguatan PMI manufaktur Indonesia.