Suara.com - Menteri Investasi atau Kepala BKPM Bahlil Lahadalia secara lantang menolak saran dari Dana Moneter Internasional (IMF) yang meminta pemerintah Indonesia untuk menghentikan ekspor nikel dalam proyek hilirisasi.
“Langit mau runtuh pun, hilirisasi tetap akan jadi prioritas negara dalam pemerintahan Joko Widodo dan Ma’ruf Amin," kata Bahlil dalam konfrensi persnya yang dikutip Selasa (4/7/2023).
Bahlil pun kekeh bahwa kebijakan larangan ekspor sejumlah komoditas bahan mentah asli Indonesia ini akan tetap dijalankan dan tak berpengaruh dengan saran IMF tersebut.
"Yang kedua, larangan ekspor tetap akan kita lakukan," lantangnya.
Baca Juga: IMF Bikin Gaduh RI Soal Stop Hilirisasi, Sri Mulyani Ogah Didikte Lagi
Bahlil pun meminta kepada semua pihak termasuk IMF yang tidak suka dengan kebijakan larangan ekspor ini untuk menggugatnya ke jalur resmi seperti World Trade Organization (WTO).
"Kalau mau gugat kita ke WTO, WTO aja. Masa orang lain boleh (setop ekspor), kita tidak? Yang bener aja, negara ini sudah merdeka,” ujarnya.
Sebelumnya, IMF tiba-tiba membuat gaduh Indonesia. Pasalnya, merilis dokumen berjudul "IMF Executive Board Concludes 2023 Article IV Consultation with Indonesia", pada 25 Juni 2023 lalu.
Dalam laporan tersebut IMF meminta pemerintah mempertimbangkan penghapusan bertahap kebijakan hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah produksi yang saat ini gencar dilakukan pemerintah Joko Widodo (Jokowi).
Baca Juga: Sri Mulyani Heran Utang RI ke IMF Diungkit Lagi: Kok Sekarang Tiba-tiba Muncul