Pengamat Harap Pemerintah Tingkatkan Bantuan Pertanian Demi Produktivitas Nasional

M Nurhadi Suara.Com
Selasa, 04 Juli 2023 | 09:12 WIB
Pengamat Harap Pemerintah Tingkatkan Bantuan Pertanian Demi Produktivitas Nasional
Presiden Joko Widodo atau Jokowi meninjau langsung panen raya padi di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Kamis (30/3/2023). (Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Pusat Penelitian Pertanian untuk Indonesian Policy Studies (CIPS), Aditya Alta mengatakan, reformasi dalam bantuan dan subsidi dapat meningkatkan produktivitas pangan dengan mengoptimalkan penggunaan input pertanian, dan perlu terus didorong.

Menurut Aditya, berbagai program bantuan dan subsidi masih menghadapi kendala seperti kelangkaan pupuk, disparitas harga, penciptaan pasar sekunder, pilihan yang terbatas, overdosis urea, kurangnya penggunaan benih unggul, dan anggaran subsidi yang besar.

"Dampak perubahan iklim, seperti cuaca yang tidak menentu, telah menyebabkan penurunan produksi. Oleh karena itu, peningkatan produktivitas menjadi sangat penting daripada membuka lahan baru," ujar Aditya pad Senin (4/7/2023).

Aditya menyatakan bahwa peningkatan produktivitas pangan, baik dalam tanaman pangan maupun hortikultura, perlu didorong untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan menghadapi tantangan di sektor pertanian. Salah satu cara untuk mendorong hal ini adalah melalui reformasi kebijakan dalam sektor input pertanian.

Baca Juga: GMC Sulsel Berikan Bantuan Alat Pertanian Kepada Petani Kopi di Gowa

Beberapa tantangan yang dihadapi petani antara lain terbatasnya kesempatan kerja di pedesaan, menurunnya kepemilikan lahan pertanian oleh rumah tangga petani sehingga lebih banyak petani menjadi buruh tani, serta keterbatasan pengetahuan dan akses terhadap penggunaan input pertanian yang optimal.

Data statistik menunjukkan bahwa produktivitas padi, kedelai, dan bawang merah cenderung stagnan dalam beberapa tahun terakhir dengan angka produksi masing-masing sekitar 5 ton gabah kering giling per hektar, 1,5 ton biji kedelai kering per hektar, dan 10 ton bawang merah per hektar.

Namun, produktivitas jagung menunjukkan tren peningkatan dengan capaian sebesar 5,5 ton pipilan jagung kering per hektar pada tahun 2019.

Aditya mengungkapkan bahwa belajar dari keberhasilan peningkatan produktivitas jagung, pemerintah dapat meningkatkan penggunaan varietas unggul, terutama varietas hibrida, untuk mendorong peningkatan produktivitas padi. Hingga saat ini, tingkat adopsi petani terhadap benih padi hibrida masih rendah.

Selain itu, untuk meningkatkan kesejahteraan petani, penting untuk mendorong penggunaan kombinasi input pertanian, seperti pupuk, dengan optimal dan tepat. Dalam hal ini, perlu didorong akses yang lebih baik terhadap input pertanian yang berkualitas dan terjangkau.

Baca Juga: Petani di Pesisir Selatan Deklarasi Dukung Cak Imin Capres 2024

Penelitian CIPS merekomendasikan beberapa langkah untuk meningkatkan produktivitas petani melalui program input pertanian, termasuk perencanaan jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan pada subsidi dan bantuan. Secara bertahap, transisi dari subsidi tidak langsung ke pembayaran langsung kepada petani dapat didorong.

Pembayaran langsung ini dapat menghilangkan disparitas harga, memberikan akses yang lebih luas terhadap pilihan input, mencegah insentif yang salah, dan mendorong pembelian input yang sesuai dengan kebutuhan.

Selain itu, Aditya menekankan pentingnya dukungan dalam penyediaan input pertanian melalui pengembangan varietas unggul baru, relaksasi impor bahan baku pupuk, dan benih tetua/benih sumber. Sektor pertanian juga membutuhkan investasi dalam infrastruktur pendukung seperti jalan, listrik, jaringan irigasi, internet, dan transportasi laut.

"Peningkatan kapasitas dan pengetahuan petani juga penting melalui kegiatan penyuluhan yang disediakan oleh pemerintah maupun sektor swasta," tambahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI