Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada bulan Juni 2023 terjadi inflasi year on year (y-on-y) sebesar 3,52 persen. Realisasi ini turun dibandingkan Mei 2023 yang tercatat 4 persen (yoy).
Tapi secara bulanan, inflasi Juni tercatat naik sebesar 0,14 persen. Tingkat inflasi ini lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang hanya 0,09 persen.
"Inflasi y-on-y tertinggi terjadi di Ambon sebesar 6,10 persen dengan IHK sebesar 118,67 dan terendah terjadi di Gunungsitoli sebesar 1,01 persen dengan IHK sebesar 114,79," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartin dalam konfrensi pers virtualnya, Senin (3/7/2023).
Pudji menjelaskan inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yang paling besar adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,85 persen dan kelompok, selain itu kelompok transportasi sebesar 10,18 persen.
Baca Juga: Hari Raya Idul Adha, Harga Daging Ayam di Depok Tembus Rp60 Ribu Per Ekor
"Komoditas penyumbang inflasi terbesar pada Juni 2023 diantaranya adalah daging ayam ras andil 0,06 persen, tarif angkutan udara dengan andil sebesar 0,04 persen, telur ayam ras dengan andil 0,02 persen," kata Pudji.
Secara umum, dari 90 kota yang disurvei BPS, sebanyak 78 kota mengalami inflasi. Dari jumlah ini ada sebanyak 48 kota yang mengalami inflasi lebih tinggi dari tingkat nasional.
Sehingga tingkat inflasi month to month (m-to-m) Juni 2023 sebesar 0,14 persen dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) Juni 2023 sebesar 1,24 persen.
Sementara tingkat inflasi y-on-y komponen inti Juni 2023 sebesar 2,58 persen, inflasi m-to-m sebesar 0,12 persen, dan inflasi y-to-d sebesar 1,06 persen.
Baca Juga: Demo di Cirebon Bikin Resah Pedagang Daging Ayam di Cimahi, Harga Melonjak, Penjualan Menurun