Suara.com - Mata uang rupiah tampak perkasa pada pembukaan perdagangan pagi ini melawan dolar AS, setelah ditutup melemah pada penutupan perdagangan awal pekan kemarin.
Mengutip pasar spot Selasa (27/6/2023) mata uang garuda berada di level Rp15.005 per dolar AS. Rupiah menguat 16 poin atau 0,11 persen dari perdagangan sebelumnya.
Sementara data Bloomberg nilai tukar rupiah juga dibuka menguat ke Rp14.996 per dolar AS menjelang libur panjang Idul Adha, nilai tukar rupiah menguat 0,17 persen atau naik 25 poin ke Rp14.96,5 per dolar AS.
Mengekor rupiah mata uang di kawasan Asia lainnya kompak berada di zona hijau. Yen Jepang menguat 0,14 persen, baht Thailand menguat 0,20 persen, peso Filipina menguat 0,26 persen, won Korea Selatan menguat 0,34 persen, dan yuan China menguat 0,40 persen.
Baca Juga: Rupiah Letoi Lagi Lawan Dolar AS, Kini Tembus Rp15.022
Dolar Singapura juga menguat 0,20 persen dan dolar Hong Kong terpantau stagnan pada pembukaan perdagangan pagi ini.
Meski dibuka menguat, Macro Equity Strategist Samuel Sekuritas Indonesia Lionel Priyadi memperingatkan soal potensi pelemahan rupiah menjelang libur panjang.
Dia mencatat pasar obligasi dalam negeri bergerak sideways menjelang libur panjang yang akan dimulai besok (28/6/2023). Di tengah pergerakan sideways tersebut, rupiah mengalami depresiasi dan ditutup menembus level psikologis dan resisten Rp15.000 per dolar AS kemarin.
“Kami melihat hal ini sebagai pelonggaran intervensi di pasar valuta asing oleh Bank Indonesia mengantisipasi potensi arus masuk modal asing pada lelang SBN hari ini,” analisanya.
Walaupun rilis surplus anggaran periode Januari—Mei 2023 bisa menjadi katalis positif bagi lelang SBN hari ini, Samuel Sekuritas melihat potensi turunnya permintaan pada lelang SBN merupakan imbas dari upaya investor global untuk mengantisipasi naiknya suku bunga Fed pada Juli 2023.
Baca Juga: Gubernur BI Ungkap Redenominasi Rp1.000 Jadi Rp1 Sudah Dilakukan