Transaksi QRIS Meningkat Drastis, Naik 10 Kali Lipat dalam Satu Tahun

M Nurhadi Suara.Com
Selasa, 27 Juni 2023 | 09:22 WIB
Transaksi QRIS Meningkat Drastis, Naik 10 Kali Lipat dalam Satu Tahun
Ilustrasi QRIS (Proxyclick Visitor Management System/Unsplash)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Jalin Pembayaran Nusantara (Jalin) telah mencatat lebih dari 60 juta transaksi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) hingga Juni 2023.

Menurut Direktur Komersial Jalin, Eko Dedi Rukminto, jumlah transaksi QRIS tersebut meningkat 10 kali lipat dibandingkan dengan tahun 2022. Pertumbuhan yang signifikan ini menunjukkan peningkatan kinerja Jalin dan para anggotanya di paruh pertama tahun 2023.

Secara keseluruhan, Eko memproyeksikan bahwa Jalin akan mampu melayani lebih dari satu miliar transaksi pembayaran hingga akhir 2023.

Direktur Utama Jalin, Ario Tejo Bayu Aji, mengungkapkan bahwa proyeksi total transaksi QRIS menunjukkan potensi tingkat penerimaan yang baik dari masyarakat dalam memanfaatkan teknologi pembayaran ini, baik dari sisi pengguna maupun pedagang. Hal ini diharapkan dapat membiasakan penggunaan QRIS sebagai alat transaksi pembayaran non tunai.

Baca Juga: Tak Hanya untuk Bayar, QRIS Nantinya Bisa Transfer, Tarik dan Setor Tunai

Melansir dari Antara, Bank Indonesia (BI) menargetkan terdapat 45 juta pengguna QRIS pada akhir tahun 2023. Jalin berupaya berperan dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi digital di sektor UMKM dengan meningkatkan akseptansi QRIS melalui edukasi dan komunikasi di kanal-kanal digital perusahaan.

Penggunaan QRIS memberikan berbagai keuntungan bagi pengguna maupun pedagang, seperti pengecekan status transaksi secara real-time, biaya yang efisien dibandingkan metode pembayaran lainnya, keamanan yang teruji, dan ketersediaan layanan transaksi 24 jam.

Selain itu, QRIS juga memberikan nilai tambah bagi pedagang dengan akses ke ekosistem digital seperti e-commerce, pembiayaan, dan investasi. Penggunaan QRIS juga dapat meningkatkan basis pelanggan, mengurangi risiko penyalahgunaan, serta mengurangi beban pengelolaan uang tunai.

"Masyarakat sudah terbiasa melakukan transaksi dan pembayaran secara digital, ini merupakan perubahan perilaku yang positif dalam mendorong ekonomi digital dan membuka peluang inklusi keuangan di Indonesia," ujar Ario.

Baca Juga: Ini Dia Dampak El Nino pada Hasil Pertanian di Jawa Tengah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI