Suara.com - Peneliti dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Yusuf Reza meyakini potensi perputaran uang menembus angka Rp 1 triliun dampak dari laga FIFA Matchday Indonesia vs Argentina yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senin, 19 Juni kemarin.
Yusuf mengatakan angka itu akan bisa lebih tinggi lagi jika Tim Nasional (Timnas) Argentina datang membawa skuad komplit beserta para bintangnya yang memiliki banyak fans di Indonesia seperti Lionel Messi, Angel Di Maria dan Nicolas Otamendi untuk ikut merumput di GBK.
“Kami optimis angkat tersebut tercapai, namun gelaran kemarin mengindikasikan bahwa potensi dampaknya bisa lebih besar lagi apabila Timnas Argentina datang dan bermain full team,” ujar Yusuf dalam keterangannya dikutip, Jumat (23/6/2023).
Yusuf menjelaskan penelitian yang dilakukan LPEM FEB UI mengukur potensi dampak ekonomi yang tercipta dari diselenggarakannya FIFA Matchday kemarin, berdasarkan sejumlah asumsi seperti jumlah penonton, rata-rata pengeluaran untuk makan minum, transportasi dan hotel, serta pengeluaran untuk menyelenggarakan pertandingannya itu sendiri.
Baca Juga: BREAKINGNEWS Timnas Malaysia Tak Ikut Asian Games 2022 China
“Tentu untuk mengonfirmasi angka-angka tersebut perlu data dari berbagai pihak seperti penyelenggara, media, dan bisnis-bisnis lain,” ucapnya.
Menurutnya ada nilai tambah ekonomi sebesar Rp. 495 miliar atas terselenggaranya pertandingan tersebut jika dilihat dari antusiasme masyarakat yang hadir secara langsung untuk menyaksikan pertandingan yang bersejarah tersebut.
“Angka Rp. 1 triliun merupakan potensi jumlah perputaran uang di seputaran FIFA Matchday tersebut. Namun yang lebih perlu dicermati adalah potensi nilai tambah sebesar Rp495 miliar. Kami meyakini angka tersebut tercapai mengingat FIFA Matchday Senin lalu berjalan sukses dan animo masyarakat terhadap gelaran tersebut juga sangat tinggi,” kata Yusuf.
Lanjut Yusuf menyampaikan kesempatan kerja yang tercipta dari laga tersebut juga lumayan cukup tinggi sekitar 5.719 orang meskipun hanya bersifat temporer atau sementara.
Untuk itu, dia mendorong supaya kesempatan pembukaan lapangan pekerjaan terbuka secara permanen event seperti itu harus rutin digelar.
“Kesempatan kerja yang kami hitung sebagian besar bersifat temporer mengingat FIFA Matchday bersifat one off sehingga stimulusnya pun hanya masuk ke perekonomian satu kali. Untuk mengkonversi kesempatan kerja tersebut menjadi lebih permanen,” tuturnya.
“tugas kita ke depan adalah melanjutkan kesuksesan tontonan olahraga kemarin ke dalam kompetisi sepakbola yang terselenggara rutin, profesional, dan aman. Dengan demikian, kesempatan kerja dan potensi-potensi ekonomi yang lain dapat tercipta dengan lebih sustainable,” imbuhnya.
Selain itu, Yusuf mengatakan suksesnya penyelenggaraan FIFA Matchday kemarin sedikit banyak memperbaiki citra Indonesia di mata dunia terkait dengan penyelenggaraan acara-acara berskala global, dimana pertandingan yang menjadi sorotan banyak pihak itu berjalan aman dan lancar.
“Antusiasme masyarakat sangat tinggi namun kita bisa menyelenggarakannya dengan lancar dan aman,” ungkapnya.
Keberhasilan Indonesia menyelenggarakan pertandingan berskala internasional itu juga memperbaiki wajah sepak bola nasional yang sempat tercoreng akibat tragedi Kanjuruhan dan gagalnya menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
“Kami melihat FIFA Matchday kemarin sebagai momentum untuk mengembalikan citra sepakbola Indonesia, baik di mata masyarakat nasional maupun internasional, pasca Tragedi Kanjuruhan dan kegagalan menjadi tuan rumah Piala Dunia U20,” urainya.
Kesuksesan FIFA Matchday perlu dilanjutkan dengan penyelenggaraan kompetisi sepakbola yang rutin, aman, dan profesional. Ini kunci agar anggaran yang luar biasa di atas tidak sia-sia,” papar Yusuf.
Sebelumnya, dalam penelitian LPEM FEB UI menyebutkan bahwa Indonesia bisa 'balik modal' setelah berhasil mendatangkan tim bercap juara dunia itu ke Indonesia. Perputaran uang yang bisa timbul saja sudah hampir Rp 1 triliun.
Disebutkan dalam penelitian itu juga berdampak kepada nilai tambah ekonomi yang terjadi, diperkirakan tercipta pula tambahan pendapatan rumah tangga pekerja Rp 188 miliar.
Sebanyak tiga sektor yang mendapat dampak terbesar dari tambahan pendapatan rumah tangga adalah penyediaan makanan dan minuman 56,26%, jasa kesenian hiburan dan rekreasi 36,04%, dan sektor perdagangan selain motor dan mobil sebesar 10,90%.
Indonesia vs Argentina juga dinilai dapat menyediakan ribuan lapangan kerja secara temporer. LPEM FEB UI mencatat potensi penciptaan kesempatan kerja pada gelaran sepak bola ini ada sekitar 5.719 orang.
LPEM FEB UI juga mencatat terdapat potensi pendapatan pajak tidak langsung bagi pemerintah sebesar Rp 28 miliar.