"Kita harus menggabungkan skala kita dengan eksekusi yang gesit dan kepemimpinan biaya, sehingga kita dapat menawarkan layanan yang lebih terjangkau secara berkelanjutan dan memperdalam penetrasi massa kita," lanjutnya.
Tan menyebut meski tanpa PHK, Grab telah mengelola biaya dan harus mencapai targetnya untuk mencapai titik impas dari EBITDA grup yang mengalami penyesuaian tahun ini.
Pada 2020 lalu, Grab juga memecat 360 pekerja. Berdasarkan laporan terbarunya, perusahaan memiliki 11.934 staf pada akhir 2022, termasuk sekitar 2.000 dari akuisisi jaringan toko bahan makanan.
Sementara itu, saham Grab naik 4,7 persen setelah pengumuman PHK terhadap para staf. Sebelumnya, saham Grab juga telah naik 5,6 persen.
Untuk keuangannya, Grab mencatatkan kerugian kuartalan sebesar US$250 juta. Namun, pendapatan pada kuartal pertama tahun ini naik 130,3 persen dibanding tahun lalu menjadi US$525 juta.