Rupiah Makin Letoy, Pagi Ini Sudah Tembus Rp 15.035 Per Dolar AS

Rabu, 21 Juni 2023 | 11:02 WIB
Rupiah Makin Letoy, Pagi Ini Sudah Tembus Rp 15.035 Per Dolar AS
Nilai tukar rupiah (Foto: antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali letoi pada perdagangan pagi ini.

Mengutip pasar spot, Rabu (21/6/2023) mata uang garuda berada pada posisi Rp15.035 dengan melemah 30 poin atau 0,20 persen dari posisi sebelumnya.

Nasib yang sama juga dialami oleh mata uang di kawasan Asia yang turut melemah. Tercatat dolar Singapura melemah 0,07 persen, dolar Hong 0,01 persen, peso Filipina 0,16 persen, baht Thailand 0,05 persen, dan won Korea Selatan 0,94 persen.

Lalu, yen Jepang minus 0,13 persen dan yuan China minus 0,24 persen.

Baca Juga: Akhirnya! Rupiah Tembus Rp15.004/Dolar AS

Sebelumnya, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan penguatan dolar AS terhadap beberapa mata uang kawasan Asia terjadi seiring penurunan suku bunga oleh bank sentral China yang gagal meredakan kekhawatiran investor akan perlambatan pertumbuhan perekonomian.

Bank sentral China memangkas suku bunga acuan pinjaman sebesar 10 basis poin pada Selasa (20/6/2023). Langkah ini dilakukan demi menopang pemulihan perekomian yang melambat.

Namun, ukuran penurunan suku bunga ini mengecewakan beberapa orang yang khawatir bahwa tidak akan cukup untuk menopang kepercayaan, dengan sektor properti China yang sangat terpukul dengan para pedagang mencari paket stimulus yang lebih luas dari otoritas China,” ujar Ibrahim dalam risetnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan pelaku pasar sedang mengantisipasi pernyataan yang akan diucapkan oleh Ketua Federal Reserve Jerome Powell di depan Kongres AS. Pelaku pasar mengamati pernyataan Powell mengenai isyarat tentang kebijakan moneter AS.

Sementara dari dalam negeri, Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 menjadi pembicaraan di kalangan politisi maupun ekonom. Namun, dia menyebut sebagian besar bakal calon presiden bukanlah orang yang mengerti ekonomi.

Baca Juga: Safe Haven Makin Diminati, Dolar AS Menguat Tipis

Lantas para bakal capres tersebut membutuhkan bakal calon wakil presiden yang mengerti perekonomian. Hal ini agar pasangan capres dan cawapres dapat berkolaborasi memajukan perekonomian dalam kurun waktu 5 tahun ke depan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI